Trump: Kami Akan Setop Latihan Militer yang Mahal dengan Korsel

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 12 Juni 2018 | 16:31 WIB
Trump: Kami Akan Setop Latihan Militer yang Mahal dengan Korsel
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Capella Hotel, Sentosa Island, Singapura, Selasa (12/6).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden AS Donald Trump menegaskan, bakal menghentikan latihan militer bersama Korea Selatan, yang berharga mahal dan sangat provokatif.

Trump menyatakan rencana tersebut setelah bertemu pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea—nama resmi Korea Utara—Kim Jong Un di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018).

Dalam pertemuan tersebut, seperti diberitakan Reuters, Kim sepakat untuk melakukan denuklirisasi alias menghentikan pengembangan fasilitas persenjataan berbasis nuklir.

AS sendiri, sudah sejak lama melakukan latihan perang bersama sekutunya, Korea Selatan, sebagai provokasi untuk membalas setiap uji coba penembakan rudal balistik antarbenua yang bisa membawa hulu ledak nuklir Korut.

Baca Juga: Libur Lebaran, Sandi Pastikan Kesiapan Tempat Wisata di Jakarta

"Latihan perang sangat mahal, kami membayar sebagian besar dari mereka (Korsel)," kata Trump dalam konferensi pers di Singapura, setelah pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Dalam situasi ini, kami bernegosiasi ... kurasa tidak pantas untuk berlatih perang."

Selain itu, Trump juga berjanji memberikan keamanan alias tidak mengobarkan perang kepada Korut.

"AS akan memberikan jaminan keamanan kepada Korut, dan Ketua Kim Jong Un menegaskan kembali komitmennya yang teguh dan tak tergoyahkan untuk menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea," kata Trump.

Trump mengatakan, dia mengharapkan proses denuklirisasi dimulai "sangat, sangat cepat".

Baca Juga: Pertemuan Trump - Kim Jong Un Belum Tentu Bawa Perdamaian Korea

“Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS) dan para pejabat Korea Utara akan mengadakan perundingan lanjutan sesegera mungkin untuk membahas hal teknis,” kata Trump.

Namun,  ia tidak memberikan rincian bagaimana denuklirisasi akan tercapai. Dokumen yang ditandatangani Kim dan Trump pada kesempatan itu juga tidak berisi mengakhiri sanksi internasional yang telah melumpuhkan ekonomi Korea Utara.

Pada dokumen itu juga, tidak ada referensi agar kedua musuh lama itu menandatangani perjanjian damai. Sebab, Korut dan AS secara teknis masih berperang sejak tahun 1950. Sejak tahun 1953, kedua negara masih dalam status gencatan senjata.

Tetapi, dalam pernyataan bersama yang dibuat Kim dan Trump seusai pertemuan itu menyebutkan kedua pihak telah sepakat untuk membebaskan serta memulangkan sisa-sisa tawanan perang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI