Anak-anak di Korea Utara menerima pendidikan, meskipun beberapa di antara mereka harus putus sekolah demi membantu keberlangsungan perekonomian keluarganya.
"Kurikulum sekolah didominasi oleh agenda politik negara, yang membatasi pengetahuan mereka sejak usia dini," jelas Fang.
Menurut Unicef, 200.000 anak-anak Korea Utara menderita kekurangan gizi akut, dengan penekanan pada angka 60.000 di antaranya masuk klasifikasi "sangat kekurangan gizi".
Korea Utara selalu menolak kritik atas hak-hak asasi manusia, dan menyatakan bahwa warga negaranya "merasa bangga dengan sistem hak asasi manusia yang paling menguntungkan di dunia", sehingga Adams menyimpulkan bahwa topik hak asasi manusia di Korea Utara adalah "lubang tanpa dasar".
Baca Juga: Begini Kemewahan Fasilitas Kereta Api Luxury Sleeper