Suara.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau kerap disapa Risma, menggelar sahur bersama dengan warga di perkampungan Muteran RW 08, Kelurahan Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Selasa (12/6/2018) pagi.
Selain sahur bersama, Risma juga mendeklarasikan gerakan "Kabeh Seduluran" (semua bersaudara) yang merupakan bagian dari pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarnoputri (Mbak Puti).
Menurut Risma, ada beberapa alasan dirinya ikut mengampanyekan pasangan calon nomor urut 2 itu, salah satunya adanya kekecewaan terhadap pasangan cagub dan cawagub Jatim nomor 1 Khofifah Indarparawansa dan Emil Dardak.
"Waktu saya kampanye periode kedua, ibu calon nomor 1 minta saya datangkan 8.000, dan saya bisa datangkan 12.000 orang, tapi beliau tidak datang dan tidak bisa dihubungi," katanya seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Soal Video Panas Grace - Ahok, Tsamara Dicecar 15 Pertanyaan
Atas kejadian tersebut, Risma mengingatkan kepada warga Surabaya agar memilih pemimpin yang mempunyai komitmen dan mau belajar.
"Kita butuh pemimpin yang komitmen, pemimpin yang mau belajar. Kalau pemimpin yang 'mekedel' (sombong), susah," kata Risma saat sahur bersama.
Risma juga menyoroti gaya kepemimpinan cawagub nomor urut 1 Emil Dardak yang dinilainya tidak mempunyai komitmen pada warganya di Kabupaten Trenggalek.
"Trenggalek dua tahun lalu longsor, saya kirim petugas. Sekarang ditinggal, padahal belum setengah jalan. Satu periode saja, saya masih belum bisa mengerjakan semuanya, makanya sekarang saya kejar, semoga sebelum waktu saya habis bisa selesai dan warga bisa makmur," ujarnya.
Risma kembali mengungkapkan alasan lain yang cukup penting untuk membantu kampanye Gus Ipul - Mbak Puti terkait pendidikan gratis untuk siswa SMA/SMK di Jatim, khususnya Surabaya. "Gus Ipul bilang ke saya, 'Oke, Bu Risma, saya penuhi. Kalau APBD Provinsi Jatim tidak kuat, saya lepas biar Surabaya kelola.' Makanya saya bantu pasangan nomor dua, karena Gus Ipul janji akan berikan pengelolaan SMA/SMK ke Surabaya," katanya.
Baca Juga: Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump Seharusnya di Indonesia