Suara.com - Fahri Hamzah menilai jika banyak pihak, termasuk Partai Amanat Nasional, mendorong Amien Rais untuk mencalonkan diri menjadi Presiden di Pilpres 2019, sangat wajar. Sosok Amien dinilai sama seperti Mahathir Mohamad yang terpilih menjadi Perdana Menteri Malaysia diusia 93 tahun. Sementara saat ini Amien berusia 74 tahun.
"Jadi wajarlah kalau @ProfAmienRais yang lahir 26 April 1944 (74 tahun) didorong oleh banyak orang untuk maju lagi sebagai calon presiden. Toh, Mahathir yang lahir 10 Juli 1925 (Jepang 93 tahun) baru dilantik menjadi PM baru malaysia. Mereka berkawan. #BelajarMAR," kicau Fahri Hamzah dalam Akun Twitter @FahriHamzah yang ditulis, Minggu (10/6/2018) malam.
Fahri mengklaim kenal dengan pemikiran Amien. Bagi Amien, kicau Fahri, Indonesia harus dipimpin oleh pemimpin yang berkapasitas tinggi. Semestinya Indonesia sudah sejajar dengan Malaysia, Korea Selatan, Cina dan Taiwan. Negara itu merdeka hampir bersamaan dengan Indonesia.
"Tapi malang nasib kita, bukannya pemimpin tambah canggih, eh malah tambah amatir. Inilah fakta yang membuat @ProfAmienRais terus merasa harus terus bicara. Orang-orang harus dibangunkan, kebenaran harus disampaikan seperti kata Rendra. #BelajarMAR," kicau Fahri.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa partainya serius mencalonkan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebagai calon presiden di Pemilu Presiden 2019. Amien dianggap figur yang cocok menduduki posisi tersebut.
Dia menilai Amien memiliki integritas sebagai pemimpin nasional, cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan cinta rakyat Indonesia. Amien memiliki konsep dan kapasitas kepemimpinan dalam memimpin perjuangan bangsa Indonesia menuju pada cita-cita nasional sesuai berdirinya NKRI.
Viva Yoga mengatakan PAN juga mengusulkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Penasehat PAN Soetrisno Bachir, dan mantan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai capres 2019.
Menurut dia, PAN akan memfinalisasi keputusan partai tentang pasangan calon presiden/ cawapres, melalui penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN setelah Pilkada 2018.