Awas, Pemudik Motor di Jam - jam Ini Rawan Kecelakaan!

Jum'at, 08 Juni 2018 | 16:56 WIB
Awas, Pemudik Motor di Jam - jam Ini Rawan Kecelakaan!
Pemudik bersepeda motor melintasi jalur Pantura di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/6). [Antara/Harviyan Perdana Putra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mulai hari ini, Jumat (8/6/2018), sebagian masyarakat Indonesia mulai mudik ke kampung halaman agar bisa berkumpul dengan sanak saudara ketika Hari Raya Idul Fitri. Bagi Anda yang mudik dengan kendaraan pribadi, terutama motor, maka waspadai risiko kecelakaan di jam 09.00 WIB - 12.00 WIB.

Pasalnya menurut hasil analisa, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, selama lima tahun terakhir kecelakaan terbanyak dialami pemotor di rentang waktu tersebut yang umumnya berangkat sejak pukul 05.00 WIB.

"Jadi, biasanya mereka mengantuk, akibat kurang tidur di malam hari. Dan sebagian besar sifatnya kecelakaan tunggal," ujar Kepala Pusat Krisis Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Berdasarkan lokasi, ia menambahkan, jalur mudik di Banyuwangi, Situbondo, sampai Probolinggo merupakan titik yang paling banyak terjadi kecelakaan. Umumnya pemudik berasal dari Bali dengan rentang usia muda sehingga cenderung melajukan kendaraannya dengan sangat kencang.

"Lalu Tuban juga. Ini jalannya sebenarnya lebar tapi bergelombang, sehingga kalau nggak awas bisa kecelakaan," jelas Yurianto.

Selain itu, tingkat kecelakaan juga meningkat pada pukul 17.00 WIB-18.00 WIB. Umumnya, lanjut dia, kecelakaan dialami penduduk lokal yang sedang ngabuburit mencari makanan berbuka puasa.

"Kalau Magrib itu kecelakaan lebih pada penduduk lokal. Tipikal di daerah Purworejo, Magelang, Ponorogo, Kertosono," ujar Yurianto.

Dari segi waktu, sambung dia, kecelakaan banyak terjadi di H-1 dan H+1 Lebaran. Menurut Yurianto, sehari sebelum Lebaran, banyak masyarakat yang mengejar waktu agar bisa Lebaran di kampung halaman. Sementara peningkatan kecelakaan di H+1 lebaran terjadi, karena tingginya pergerakan silaturahmi masyarakat ke sanak saudara yang lokasinya cukup jauh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI