Di salah satu sudut dalam rumah itulah WA kehilangan keperawanannya di tangan kakak kandungnya sendiri.
Setelah kejadian pertama berlangsung lancar, AS kembali mengulangi perbuatannya. Ia terus menodai adik kandungnya di dalam rumah panggung itu. Perbuatan keji itu dilakukannya setiap kali rumah dalam kondisi kosong. Ketika itu ibunya sedang di kebun karet dan neneknya di luar rumah.
Apa yang terjadi di dalam rumah tersebut tidak diketahui oleh warga sekitar. Apalagi, baik AS maupun WA, tidak memperlihatkan sikap yang berbeda setiap kali mereka berada di luar rumah.
“Kami baru tahu pas polisi bawa mereka di sore hari. Warga jadi kaget,” ungkap Kades itu, lagi.
Baca Juga: Kakak Beradik Pelaku Hubungan Sedarah Diusir dari Kampung
Keseharian AS dan WA seperti remaja lain. Riang dan baik. Bahkan, AS dikenal sebagai anak rajin membantu ibunya.
Cuma, WA tergolong anak gadis yang suka berada di dalam rumah. “Kalau adiknya itu jarang ke luar rumah,” tutur E, salah satu warga yang ditemui Serujambi.com.
Di desa yang berjarak tempuh sekitar 15 menit dari Tembesi, ibukota Kecamatan Muaratembesi itu, AD, ibu kandung AS-WA, juga dikenal sebagai sosok yang baik.
Bahkan, AD terkenal aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Makanya, warga juga kaget ketika AD ikut diamankan polisi dengan dugaan sebagai pelaku aborsi anaknya.
Cerita AD kepada polisi, ia baru mengetahui bahwa kedua anaknya telah berhubungan intim setelah WA hamil. Atas alasan malu ketahuan masyarakat desa, AD turut membantu proses pengguguran kandungan WA. Hingga akhirnya jasad janin WA ditemukan warga di Tembesi.
Baca Juga: Heboh Hubungan Sedarah Kakak Hamili Adik, Pelaku di Bawah Umur
Kini, keluarga malang itu harus berurusan dengan pihak berwajib. Mereka ditahan di Mapolres Batanghari untuk diproses lebih lanjut.