Suara.com - Penjagaan markas Kepolisian Resor Kota Blitar, Jawa Timur, diperketat menyusul informasi adanya operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga melibatkan seorang kepala daerah di Blitar.
Dari pemantauan di lapangan, Rabu (6/6/2018) malam, penjagaan di Mapolresta Blitar tersebut memang tidak seperti biasanya. Ada belasan anggota polisi, termasuk yang berpakaian preman, bersiaga dengan bersenjata lengkap. Gerbang yang biasanya dibuka mendadak ditutup.
Polisi juga tidak mengizinkan bagi yang tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam. Mereka berjaga di pos yang lokasinya dekat dengan pintu masuk menuju halaman Mapolresta Blitar tersebut.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar, AKP Heri Sugiono saat dikonfirmasi terkait dengan dugaan adanya pejabat Pemkot Blitar yang dibawa ke Mapolresta Blitar masih belum memberikan tanggapan.
Sumber kantor berita Antara di Mapolresta Blitar mengungkapkan ada sejumlah orang yang dibawa ke dalam Mapolresta Blitar pada Rabu malam. Namun, ia belum bisa memastikan apakah yang dibawa itu termasuk Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar.
Sementara itu, rumah dinas Wali Kota Blitar juga terlihat sepi. Tidak ada aktivitas yang mencolok di rumah tersebut. Hanya ada petugas dari Satpol PP Kota Blitar yang berjaga.
Sebelumnya diberitakan bahwa KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu malam di dua wilayah di Jawa Timur. Kabarnya salah satu yang ditangkap adalah Wali Kota Blitar, Muhammad Samanhudi Anwar.
Selain di Blitar, KPK juga dikabarkan melakukan OTT di Kabupaten Tulungagung. Diduga ada kepala dinas yang diamankan KPK. Dikabarkan, OTT di dua daerah itu terkait kasus yang sama.