Di Rusia, Zulkifli Hasan Kecam Penembakan Razan Ashraf Nazzar

Selasa, 05 Juni 2018 | 07:51 WIB
Di Rusia, Zulkifli Hasan Kecam Penembakan Razan Ashraf Nazzar
Ketua MPR Zulkifli Hasan. (Dok Zulkifli Hasan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan menjadi pembicara di forum duni, Forum Parlemen Dunia di Moscow, Rusia, Senin (4/6/2018). Di sana dia bicara soal nasib Palestina dalam keadaan perang.

Zulhas mengajak dunia bersatu untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Dia juga mengecam pembunuhan tergadap medis perempuan Razan Ashraf Nazzar.

"Kemanusiaan kita sungguh terluka. Dunia harus mengecam pembunuhan tenaga medis perempuan Razan Ashraf Nazzar dan orang orang tak berdosa di Palestina," kata Zulhas dalam keterangan persnya, Selasa (5/6/2018).

Menurut politisi PAN itu, solidaritas untuk Palestina merupakan hak solidaritas kemanusiaan. Terlepas dari agama, suku, bangsa, dan negaranya.

"Mari bersatu agar tak ada lagi penindasan suatu bangsa atas bangsa lain. Tak ada lagi tempat untuk penjajahan di atas dunia. Titik!" serunya.

Martir muda tersebut bernama Razan Al Najjar, seorang gadis berusia 21 tahun yang bekerja secara sukarela sebagai tim medis (perawat) di tengah protes Palestina terhadap Israel di Jalur Gaza.

Sebagaimana antara lain ditulis New York Times, Razan ditembak pada Jumat (1/6/2018) sore, sekitar satu jam menjelang matahari terbenam. Saat itu, Razan yang berpakaian putih tim medis, tengah berusaha membantu salah seorang pengunjuk rasa lainnya --untuk terakhir kalinya.

Ketika itulah tiba-tiba, menurut keterangan salah satu saksi mata, tentara Israel yang diyakini adalah penembak jitu (sniper) melepaskan dua atau tiga tembakan dari seberang pagar pembatas. Raza pun terjatuh, terkena tembakan di bagian atas tubuhnya. Hingga, tak lama kemudian setelah sempat dirawat, nyawanya tak tertolong lagi.

Kesaksian itu antara lain disampaikan Ibrahim Al Najjar (30), salah seorang kerabat Razan yang ada di tempat kejadian. Menurut Ibrahim, saat itu Razan berada kurang dari 90 meter dari pagar, sembari memasang perban untuk seorang lelaki yang terluka usai terkena gas air mata. Sang lelaki lalu dibawa ambulans, sementara rekan-rekan Razan lantas mendekatinya yang juga sedikit terpengaruh gas. Saat itulah kata Ibrahim, tiba-tiba terdengar tembakan, dan Razan pun tumbang.

Ibrahim mengaku lantas segera mengangkat tubuh Razan bersam dua orang lain ke ambulans yang membawanya ke rumah sakit lapangan terdekat. Dokter Salah Al Rantisi, manajer rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa Razan dibawa dalam kondisi serius, hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, di mana dia akhirnya meninggal di ruang operasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI