Minke dan Generasi Milenial
Puluhan tahun berlalu, Minke kembali ramai diperbincangkan oleh publik. Sebab, seorang sutradara bernama Hanung Bramantyo hendak membuat film yang diadaptasi dari ”Bumi Manusia”.
Film tersebut masih dalam tahap pembuatan, namun polemik mengenainya sudah ramai. Satu sisi, terdapat pihak yang mengkritik rencana pembuatan film tersebut karena dikhawatirkan justru mendistorsi tujuan Pramoedya dalam roman ”Bumi Manusia”. Ada pula yang tak setuju lantaran sejumlah aktor dinilai tak bakal bisa mengejawantahkan persona Minke.
Sedangkan di lain sisi, ada pihak yang mendukung pembuatan film tersebut beserta segala bombastismenya. Sebab, melalui film itulah, diharapkan kaum muda milenial kekinian bisa berkenalan dengan Pramoedya, Minke, sekaligus Tirto Adhi Soerjo.
Baca Juga: Juli, Jembatan Musi IV Palembang Mulai Terhubung Hilir ke Hulu
Soesilo Toer, adik Pramoedya, mengakui Hanung maupun pihak pemodal film tersebut tak pernah menemuinya untuk meminta izin atau sekadar sowan.
”Tak pernah, mungkin mereka tak kenal, tidak tahu ada di sini, di Blora,” tutur Soesilo.
Soesilo tak mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya, para pelaku industri perfilman memunyai hak untuk menggunakan ”Bumi Manusia” dalam pembuatan karya.
”Menurut saya, kalau sebuah karya bisa dibuat filmnya, ya silakan saja. Cuma, kalau orang itu belum pernah membaca roman itu, susah, karena isinya kompleks, sulit sekali. Itu Teater Bunga Penutup Abad (pentas teater yang juga adaptasi dari Bumi Manusia) saja susah. Pram saja tak bisa membayangkan secantik apa Annelies (istri Minke) itu,” terangnya.
Setengah menyindir, Soesilo justru menilai Hanung adalah seorang pemberani.
Baca Juga: Sidang Perdana Bocah Tewas Dalam Karung Diwarnai Kericuhan
“Saya puji Bramantyo, ia seorang pemberani. Jelek atau bagus nantinya, Bramantyo itu orang yang berani. Seperti kata Pram ‘hidup harus berani’, begitulah,” tuturnya.