Di depan altar Katedral, masyarakat tidak dibolehkan masuk altar. Romo Hani mengatakan hanya Pastur Kepala yang dibolehkan maju ke depan altar.
"Ibaratnya, ini adalah batas suci. Jadi hanya Pastur Kepala yang dibolehkan maju ke depan altar," jelasnya.
Masyarakat kemudian diajak melihat patung Yesus dan Bunda Maria yang berada di sisi kiri depan gereja. Romo Hani menunjukan patung Bunda Maria berbalut kebaya dan selandang berwarna biru dan merah.
"Jadi itu adalah Bunda Maria versi Indonesia. Patung tersebut balut dalam pakaian bernuansa Indonesia," tambah Romo Hani.
Tidak jauh dari patung Yesus dan Bunda Maria, ada tempat untuk lilin-lilin menyala. Romo Hani menjelaskan jika lilin tersebut adalah simbol yang membawa doa para jemaat untuk di dengar Tuhan.
"Jadi lilin-lilin itu akan membawa doa jemaat kepada Tuhan," tandas Romo Hani.
Setelah berkeliling di dalam gedung Gereja, masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas melakun buka puasa bersama di Aula Gereja.
Perwakilan Komunitas Kerja Bakti Untuk Negeri, Alissa Wahid mengatkan acara buka puasa bersama di Gereja Katedral digagas atas inisiatif masyarakat. Alissa sebut gagasan ini tercipta atas keresahan di tengah masyarakat yang mulai terpolarisasi.
Alissa mengatakan tidak ada tokoh atau organisasi besar yang memiliki inisiatif mengadakan acara tersebut. Gagasan ini juga tercipta dari komunitas-komunitas yang menjurus pada kegiatan kebaikan. Dia berharap ke depan acara serupa bisa dilakukan kembali.