Berbuka Puasa Bersama di Gereja Katedral Perkuatkan Toleransi

Jum'at, 01 Juni 2018 | 19:10 WIB
Berbuka Puasa Bersama di Gereja Katedral Perkuatkan Toleransi
Berbuka puasa bersama di Gereja Katedral. (Suara.com/Argo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gereja Katedral dan Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri mengadakan acara buka puasa bersama di Aula Gereja Katedral, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018). Acara buka puasa bersama ini mengambil sebuah tema "Menguatkan Toleransi, Persaudaraan, dan Solidaritas Kemanusiaan".

Acara dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dipimpin oleh Aning Katamsi. Kemudian sambutan dari pihak Katedral yang dipimpin oleh Kepala Paroki Katedral Jakarta, Romo Hani Rudi Hartoko. Romo mengatakan buka bersama lintas agama adalah peristiwa menarik.

Berbuka puasa bersama di Gereja Katedral. (Suara.com/Argo)

"Peristiwa ini menarik karena judulnya Kerja Bakti Dalam Negeri. Dalam waktu belakangan ini semangat kerja bakti semakin luntur. Ini seperti semacam revitalisasi semangat kerja sama atau bakti," kata Romo Hani Rudi Hartoko.

Kemudian acara disusul dengan sambutan dari perwakilan Kerja Bakti Demi Negeri, Alissa Wahid. Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut mengatakan acara tersebut mempererat kerukunan antar umat beragama lewat pancasila.

"Masyarakat makin terpolarisasi, terpecah-pecah. Orang-orang memikirkan kelompoknya sendiri. Masa sih semua orang sepeti itu? Makanya kita buat acara seperti ini," tutur Alissa. 

Tidak ketinggalan ada pemutaran video pembacaan teks pancasila yang dibacakan oleh anak-anak diaspora. Setelah itu, Romo Hani mengajak komunitas yang hadir untuk berkeliling gereja Katedral.

Berbuka puasa bersama di Gereja Katedral. (Suara.com/Argo)

Komunitas yang hadir diajak Romo Hani memasuki gedung Gereja Katedral. Romo Hani juga bercerita seputar sejarah gereja Katedral kepada para komunitas yang hadir.

Acara buka puasa bersama ini juga digagas oleh Gusdurian, Tempo Institute, dan Gerekan Kebaikan Indonesia (GKI).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI