Jasad Abdul Hamid Ditemukan Mengambang 20 KM dari Lokasi Tabrakan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 01 Juni 2018 | 18:57 WIB
Jasad Abdul Hamid Ditemukan Mengambang 20 KM dari Lokasi Tabrakan
Penemuan korban tabrakan speedboat Rahendi Putra dengan speedboat Lima Saudara di Sungai Musi Palembang, tepatnya di sekitaran Jembatan Ampera pada Rabu (30/5/2018).(Suara.com/Andhiko Tungga Alam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim gabungan Basarnas Kota Palembang akhirnya menemukan satu lagi korban yang hilang akibat tabrakan dua speedboat di Sungai Musi.

Korban yang ditemukan merupakan korban ketiga, atas nama H Abdul Hamid (46) yang ditemukan mengapung di perairan Pulau Borang, Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (1/6/2018) pukul 07.30 WIB. Lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi kejadian tabrakan.

Humas Basarnas Palembang Rio Taufan mengatakan, jenazah korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk keperluan visum et repertum.

Korban adalah orang pertama yang dinyatakan hilang bersama istrinya, Hj Jubaidah (43) usai tabrakan.

"Korban ketiga kita temukan tadi pagi dalam keadaan meninggal dunia. Posisinya cukup jauh, 20 KM dari TKP," ungkap Rio.

Setelah penemuan korban Abdul Hamid, dipastikan Tim Basarnas masih melakukan pencarian terhadap satu korban lagi. Sebab, tadi malam dua korban lebih dulu ditemukan di sekitar TKP dan proyek pembangunan Jembatan Musi IV.

"Dari empat korban hilang, 3 sudah ditemukan. Satu korban yang masih dicari bernama Hanifah, sesuai laporan keluarga," ujarnya.

Diketahui, speedboat Rahendi Putra yang mengangkut 35 penumpang bertabrakan dengan speedboat Lima Saudara berpenumpang tujuh orang di Sungai Musi Palembang, tepatnya di sekitaran Jembatan Ampera pada Rabu (30/5/2018). Akibat kejadian tersebut, dua korban ditemukan tewas di lokasi dan empat lainnya hilang.

Dalam proses pemeriksaan, pengemudi speedboat Rahendi Putra berinisial RH ditetapkan sebagai tersangka. Dia dianggap lalai karena minimnya alat keselamatan dan tidak bisa menghindari tabrakan. [Andhiko Tungga Alam]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI