Suara.com - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Serang, bekerja sama dengan Bank BNI (Persero), mengadakan pasar murah bertema “Berbagi Bersama PMI”, di kantor BP3TKI Serang, Rabu (30/5/2018).
Kepala BP3TKI Serang, Ade Kusnadi, mengatakan, kegiataan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) dan keluarganya dalam bentuk penjualan paket sembako murah seharga Rp 21 ribu, dari harga normal Rp 75 ribu per paket , yang berisi beras, gula pasir, minyak goreng, mi instan dan sirup.
“Dari total 500 paket sembako murah dialokasikan dengan rincian berikut, 140 paket untuk PMI dan keluarganya, 250 paket untuk nasabah BNI, 60 paket untuk warga jompo dan kurang mampu di Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang, serta 50 paket untuk pegawai lingkungan BP3TKI Serang," ujarnya.
Di tempat yang sama juga dilakukan CSR BNI, pemeriksaan kesehatan gratis bekerja sama dengan Klinik Jannah, beserta bazar produk PMI Purna dan keluarganya untuk memperkenalkan produk UKM PMI asal Banten, hasil pemberdayaan dan binaan BP3TKI Serang.
Menurut Ade, dana hasil penjualan sembako murah ini selanjutnya sebagai CSR BNI yang digunakan untuk kegiatan sosial.
“Akan ditujukan untuk membantu dana pembangunan 2 (dua) masjid dan untuk warga kurang mampu dan jompo," ujarnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Manajemen Risiko BNI, Bob Tyasika Ananta, CEO BNI Kanwil Jakarta BSD, Hasan Ghazali, Kepala BNI KCU Serang, Rahmanto, Direktur Mediasi dan Advokasi BNP2TKI, Wisantoro, para pejabat Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota Serang dan Provinsi Banten, pejabat Depag Kota Serang, PMI purna dan keluarga, aparat dan masyarakat setempat, serta Komunitas Keluarga Buruh Migran (KKBM) se-Banten.
Dalam sambutannya, Bob Tyasika mengatakan, ini merupakan bukti nyata komitmen dan apresiasi kepada para PMI yang sudah berangkat keluar negeri dan memberikan kontribusi positif untuk perekonomian di Indonesia.
“Ini adalah bentuk komitmen kami, Bank BNI, kepada para PMI yang telah memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itulah mengapa mereka layak disebut pahlawan devisa”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wisantoro mengatakan, saat ini tercatat 6 juta PMI, baik yang legal maupun ilegal.