Suara.com - Untuk memperingati Hari Lahirnya Pancasila yang ke-73 tahun pada 1 Juni 2018, Pos Indonesia dan Arsip Nasional Republik Indonesia meluncurkan buku bertajuk "Tjamkan Pantja Sila!" serta Prangko dan Sampul Peringatan 73 Tahun Pancasila di Gedung Filateli Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Acara ini juga menjadi pembuka dari agenda Pameran Arsip Otentik Pidato M. Yamin 5 Juni 1958 yang dimulai sejak Kamis (31/5/2018) dan akan digelar hingga 4 Juni 2018 mendatang.
"Dalam memperingati Hari Lahirnya Pancasila, kali ini Pos Indonesia berperan dalam meluncurkan Prangko dan Sampul Peringatan 73 Tahun Pancasila. Kegiatan ini sangat positif dan mudah-mudahan ini akan berlanjut dalam kolaborasi pada masa-masa selanjutnya," papar Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, saat pembukaan acara Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila di Gedung Filateli Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Buku "Tjamkan Pantja Sila!" disusun oleh Rieke Diah Pitaloka, Mujib Hermani, Vera. T Tobing dan M. Herviano dan diterbitkan oleh Komunitas Jas Merah.
Berisi 30 halaman, buku tersebut dibuka dengan pidato Profesor. H. Muhammad Yamin yang disampaikan pada Rapat Rakyat, 5 Juni 1958 di ruangan Istana Negara Jakarta.
Ada juga beberapa foto koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia yang dipajang dalam pameran tersebut seperti foto pembangunan Tugu Monas, foto Sidang BPUPKI, serta foto pidato Ir. Soekarno saat Sidang BPUPKI, 1 Juni 1945.
Selain dihadiri oleh Direktur Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono dan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Bustori Irawan, acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Nasional seperti Presiden Republik Indonesia Kelima--Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, hingga aktivis dan cendikiawan muda, Yudi Latif.
Acara Pameran Arsip Otentik Pidato M. Yamin 5 Juni 1958 dibuka untuk umum dan menyediakan 100 buku serta 100 perangko bagi 100 pengunjung pertama.
"Bersama-sama dengan Pos Indonesia, serta komunitas Jas Merah, kami menyeleggarakan pameran arsip yang banyak sekali. Ini merupakan harta karun yang tidak terkira," tambah Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Bustori Irawan dalam acara yang sama.