Perlunya peta jalan menuju Jakarta Smart and Safe City, kata dia, karena berdasarkan data BPS, beberapa tahun terakhir ini tercatat tindak kejahatan di Jakarta menurun.
Menurut data Statistik Kriminal 2017 kata Sandiaga, jumlah kejahatan yang dilaporkan di wilayah operasional Polda Metro Jaya menurun rata-rata empat persen per tahun selama periode 2014-2016.
"Data terakhir adalah untuk tahun 2016, di mana terdapat 43.842 kejahatan yang dilaporkan. Begitu pula risiko penduduk terkena kejahatan (crime rate) per 100.000 penduduk cenderung terus menurun hingga tahun 2016 di angka 169, mendekati rata-rata nasional yaitu 140 kejahatan per 100.000 penduduk," jelas Sandiaga merinci.
Namun demikian, sambung dia, berdasarkan Safe Cities Index Tahun 2017 yang dirilis The Economist Intelligence Unit, Jakarta masih berada di urutan 57 dari 60 kota-kota besar di dunia. Hal ini lantas menjadi lecutan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dan terobosan untuk mewujudkan DKI Jakarta yang lebih sejahtera dan aman.
Untuk diketahui, DKI Jakarta telah ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu kota piloting dalam program ASEAN Smart Cities Network, yang telah di launching pada konferensi tingat tinggi ASEAN ke 32 bulan April yang lalu.
Kegiatan Safe City ini merupakan upaya lebih lanjut lagi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih fokus dan mendalam mewujudkan Jakarta sebagai Smart and Safe City.
Nantinya, Peta Jalan Jakarta Smart Safe City akan mencakup visi bersama, rekomendasi, blueprint smart safe city untuk Jakarta, peta jalan untuk lima tahun, dan perkiraan investasi yang dibutuhkan. Keberlangsungan penyusunan peta jalan ini juga didukung oleh Pricewaterhouse Coopers Consulting (PwC) Indonesia.