Mereka juga memprotes Ihsan Ali-Fauzi, yang menurunkan tulisan bernada pujian kepada Ahmad Wahib dan catatan hariannya yang mashur, 'Pergolakan Pemikiran Islam."
Pada akhir 1994 itu, Dawam juga berkata melalui telepon: "Saya mungkin tidak setuju dengan pendapat Anda, tapi hak Anda untuk mengungkapkan pendapat itu akan saya bela sampai mati."
Perkataan terkenal “Voltaire”—nom de plume (nama pena) François-Marie Arouet—ternyata tak sekadar jargon bagi Dawam, tapi diamalkannya.
“Saya dengar ia melobi beberapa orang dekat Pak Habibie, bahkan menyempatkan diri membahas kasus itu kepada BJH sewaktu ia ikut rombongan BJH ke Jerman. Saya tidak jadi dipecat. Tidak perlu pula harus menulis surat pengunduran diri seperti salah satu opsi semula. Saya hanya diskors beberapa bulan; kalaupun menulis, nama saya tidak boleh muncul. Sebab urusannya sudah diambil alih Dirjen PPG Subrata, atas perintah Menteri Penerangan Harmoko,” tulis Hamid yang pernah menjadi koordinator Jaringan Islam Liberal.
Baca Juga: AJI Jakarta Kecam Ratusan Kader PDIP Serang Kantor Radar Bogor
“Saya diselamatkan oleh Monsieur Voltaire, yang kali ini berbentuk seorang pemikir ekonomi besar yang tekun, jujur dan berkomitmen penuh terhadap apa saja yang baik bagi Indonesia.”
Selang 10 tahun, diktum Voltaire yang teguh dipegang oleh Dawam itu pula menyebabkan Hamid bertengkar dengannya.
Tahun 2004, Lia Aminuddin dan kelompok keagamaannya dikecam banyak pihak. Dawam membela Lia dan para pengikutnya.
Dawam, kata Hamid, membela posisi Lia dengan alasan Lia hanya mengutip ayat Al Quran. Namun, Hamid berkeberatan, sebab menurutnya, Lia juga menindas pengikutnya, termasuk yang masih kanak-kanak.
“Mas Dawam menggebrak meja dan berdiri dari kursinya karena sangat keberatan dengan sikap saya. Semua peserta rapat terdiam. Dalam diam, saya bertekad di batin: Saya tidak akan melawan senior yang sangat saya hormati itu, sambil tak selamanya akan bersepakat dengannya,” tutur Hamid.
Baca Juga: Luis Milla Belum Tentukan Skuat Inti Asian Games, Kenapa?
Dipecat Sekaligus Dikagumi Muhammadiyah