"Saya mengakui kejadian kemarin itu khilaf. Namun, saya pastikan, jamin, barang di sini atau blanko tidak pernah dan tidak satu buah pun barang hilang selama delapan tahun terakhir. Keberadaan gudang ini sangat terjamin keamananya," kata Tjahjo.
Tjahjo menepis adanya pembiaraan terkait 805 ribu e-KTP rusak di dalam gudang. Hal itu dikarenakan Kemendagri tidak bisa langsung memusnahkan e-KTP tersebut karena masih mengunggu koordinasi dengan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
"Setelah clear dari KPK dan ada penyataan bahwa e-KTP rusak itu bukan barang bukti, baru kami bisa musnahkan. Tidak benar ada pembiaran," tegasnya.
Ke depan, Kemendagri berjanji akan memperbaiki sistem pengiriman Barang Milik Negara (BMN). Selain itu, Tjahjo telah menginstruksikan agar e-KTP yang rusak atau invalid di daerah akan digunting terlebih dahulu sebelum dikirim ke Jakarta atau Bogor.
"Nanti e-KTP yang rusak atau invalid di daerah akan dipotong dulu di daerah asal sebelum dibawa gudang. Itu untuk menghindari penyalahgunaan," tutupnya.
Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan adanya ribuan e-KTP yang tercecer di ruas Jalan Raya Salabenda, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu 26 Mei 2018 lalu.
Ribuan e-KTP tersebut terjatuh dari sebuah truk engkel yang tengah melintas dari arah Kayumanis menuju Parung. Dari hasil penyelidikan, Polres Bogor memastikan bahwa tercecernya e-KTP tidak ada unsur pidana dan murni kelalaian dari ekspedisi. (Rambiga)