Hal ini dirasakan Kepala Desa (Kades) Ngadas, Mujianto yang hidup rukun bersama keluarganya meski berlainan agama.
"Ibu saya Buddha, mertua Hindu dan saya sendiri beragama Islam," kata Mujianto.
Memperingati Galungan, setiap rumah umat Hindu dipasang penjor yang berhias aneka macam hasil bumi.
Sedangkan Kamis (31/5/2018) besok, suku Tengger di Desa Ngadas bakal memperingati Unan-Unan. Yakni upacara adat yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
Upacara digelar untuk menghilangkan aura negatif dan menyempurnakan bulan sesuai penanggalan Tengger. Upacara Unan-unan diikuti lintas agama mereka bergotong royong dan iuran untuk ritual tersebut. (Sugianto)