"Tren naik, bisa saja kejadian di pilgub Jawa Tengah lima tahun bakal terulang. Saat itu Bibit Waluyo sebagai petahana kalah dengan Ganjar," ulasnya.
Apalagi, calon petahana sempat digoyang oleh isu KTP Elektronik dan hal ini juga bisa menjadi sebuah 'kerugian'. "Ini bisa saja mempengaruhi petahana," tandas Ujang.
Perebutan Suara Perempuan di Pilgub Jateng Oleh Dua Partai Basis Nahdliyin
Tak dipungkiri, dua kubu partai basis suara Nahdliyn yakni PKB dan PPP akan saling berebut suara di Pilgub Jateng.
Kubu PKB mengusung kadernya yakni cawagub Ida Fauziyah menemani cagub Sudirman Said, yang berkoalisi dengan Geridra, PAN, PKS, dan PBB.
Sedangkan PPP mengusung Taj Yasin Maimoen yang berpasangan dengan petahana Gubenur Ganjar Pranowo, dengan koalisi PDIP, Demokrat, Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Cawagub Ida Fauziyah yang pernah menyandang mantan Ketua Umum Fatayat NU dua periode ini berupaya menyasak suara pemilih perempuan Jateng. Ida memanaskan mesin partai masif bergerak di ormas sayap itu.
Ida mengklaim, dari total 27 juta suara pemilih di Jateng pada Pilgub Jateng 2018, dimana 55 persen diantaranya adalah perempuan. Mampu diraup sebanyak sekitar 8 juta suara perempuan.
"Selain di ormas Fatayat, kantong suara perempuan Aisiyah mendukung kami. Program kerja kami selaras dengan mereka untuk pemberdayaan perempuan," kata Ida Fauziyah.
"Perempuan di Jateng perlu lebih diberdayakan lagi. Kesetaraan akan menjadikan perempuan mampu berperan penting dalam keluarga," tambah mantan Anggota DPR RI Fraksi PKB ini.