Disinggung mengenai aktivitas napi kasus terorisme selama di dalam lapas khususnya yang tergolong berisiko tinggi (high risk), Hendra mengatakan pihaknya tidak mengizinkan napi-napi itu untuk melaksanakan salat tarawih di masjid.
"Mereka 'one man, one cell', satu orang dalam satu sel, sehingga melaksanakan salat tarawih sendiri-sendiri di dalam selnya. Kami telah menyediakan kebutuhan mereka seperti air untuk wudu," katanya. (Antara)