Suara.com - Semakin mendekati hari pencoblosan tanggal 27 Juni, geliat dukungan untuk pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak semakin masif. Terutama dukungan dari para tokoh agama, para kiai dan ulama.
Dukungan para ulama ini bermula dari para kiai yang membentuk tim 9 sebagai tim pendukung Khofifah Indar Parawansa.
Dari sejumlah kiai dalam tim 9 diantaranya, tercatat KH Sholahudin Wahid, KH Afifudin Muhajir Situbondo, Lily Wahid, KH Asep Saifudin Chalim, KH Suyuti Thoha Banyuwangi, hingga Prof Fathoni Tulungagung, KH Mutam Mukhtar Madura.
Dalam berbagai penentuan kebijakan yang dibawa Khofifah tidak pernah lepas dari peran para kiai. Termasuk ketika menentukan pasangan Khofifah dalam Pilgub Jawa Timur hingga akhirnya inkrah dengan nama Emil Elestinato Dardak yang ditunjuk sebagai wakilnya.
Seiring berjalannya waktu, dukungan demi dukungan para kiai menaungi perjalanan politik Khofifah dalam Pilgub Jawa Timur. Berawal dari dukungan para kiai Tebu Ireng kepada Khofifah ini berdampak getok tular kepada kiai-kiai lainnya di Jawa Timur.
Ini juga yang menjadikan para tokoh wilayah Mataraman, Pandalungan atau Tapalkuda dari Pasuruan Raya hingga ke Bondowoso dan Banyuwangi.
Dorongan para kiai ini yang semakin memberikan motivasi tuntuk tim pasangan Khofifah-Emil semakin gencar mengkampanyekan paslon Gubernur-Wakil Gubernur nomor 1.
Salah satunya dari ulama kenamaan KH Abdullah Syaukat Siradj. Kiai kharismatik Pasuruan ini mengatakan, dukungan untuk Khofifah Emil diberikan bukan tanpa alasan. Dukungan itu diberikan lantaran hubungan Kiai Abdullah Siradj diketahui sudah terjalin sejak lama.
"Saya kenal beliau sudah lama. Bahkan sebelum beliau jadi calon Gubernur. Dukungan saya kepada beliau bukan hanya ucapan. Tapi juga dalam bentuk memilih beliau. Saya siap menggerakkan santri dan juga jaringan alumni Sidogiri untuk memilih Khofifah-Emil," kata Kiai Abdullah Syaukat Siradj.
Saat ini saja santri Ponpes Sidogiri berjumlah 10.000 orang. Kiai Siradj mengatakan akam memanfaatkan jaringan wali santri dan alumni untuk memilih Khofifah-Emil.
Dukungan dari kiai juga datang dari ulama wilayah Tapalkuda. Salah satunya dukungan dari ulama masyhur Situbondo KH Afifuddin Muhajir.
Bukan tanpa alasan, kiai Afifudin menilai pasangan Khofifah-Emil adalah pasangan yang mengerti agama.
Keduanya merupakan pasangan ideal dengan pengetahuan agama dan latar belakang sama. Baik Khofifah dan Emil, keduanya lahir dari lembaga ormas Islam, Nahfdlatul Ulama (NU)
“Nah, di sini saya menginginkan pemberdayaan NU dimulai dari Jawa Timur. Karena itu dibutuhkan pemimpin yang bisa mengembalikan NU pada kejayaannya, sekurang-kurangnya memiliki tiga peran penting. Pertama NU sebagai benteng aqidah ahlussunnah wal jamaah, kedua NU sebagai pengawal moral, dan ketiga NU sebagai penyangga NKRI,” jelas Kiai Afif.
“Di sini saya melihat sosok Khofifah Indar Parawansa seorang yang memiliki kapasitas dan potensi untuk mengembalikan NU kepada kejayaannya. Kita harus mencari orang yang bisa memberdayakan NU, di sisi lain kita harus jauh dari pada memilih orang yang selama ini tidak menguntungkan NU,” tambahnya.
Para kiai dan ulama yang tergabung dalam Aliansi Ulama Tapal Kuda pun ikut mendukung sosok yang lekat dengan KH Abdurrahman Wahid ini. Sekretaris Jenderal Aliansi Ulama se Tapal Kuda, Ustaz Sufai menilai, Khofifah adalah sosok ulama wanita yang pantas memimpin Jawa Timur ke depan.
"Kami sangat mendukung Khofifah-Emil. Bu Khofifah sangat pantas memimpin Jawa Timur melihat beliau cerdas, mengerti agama juga pengalaman," kata Ustaz Sufai.
Sokongan untuk Khofifah-Emil pun semakin kuat ketika para ulama dari Pulau Madura menyatakan dukungan. Kiai, habaib, gus dan nyai pun berkumpul bermufakat mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018.
Para ulama yang mayoritas pimpinan pondok pesantren di Madura ini pun menandatangani surat sebagai tanda bukti dukungan untuk Khofifah-Emil.
Deklarasi dukungan untuk Khofifah-Emil pun dipimpin langsung Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ahmad Shiddiq.
"Menyeru dan memfatwakan fardhu'ain kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk memilih paslon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dalam Pilgub Jatim 2018," tulis fatwa bernomor 1/SFMM/V/2018 tersebut.
Fatwa tersebut menyebutkan sejumlah alasan mendukung Khofifah-Emil. Khofifah-Emil dinilai memiliki persyaratan untuk mewujudkan Jatim yang maju, adil, dan makmur.
Keduanya dinilai jujur, dapat dipercaya dan memiliki program yang jelas, baik dari segi gagasan, wawasan, maupun perencanaannya.
"Terhadap persyaratan tersebut keberadaannya lebih baik dari paslon lain," bunyi fatwa tersebut.
Ada pula kelompok kiai yang mengalihkan dukungan dari Ipul-Puti ke pasangan Khofifah-Emil. Mereka adalah kiai yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) secara resmi mencabut dukungannya.
Para Kiai yang dikomandani oleh KH. Fahrur Rozi (Gus Fahrur) ini mengalihkan dukungannya ke pasangan nomor urut satu Khofifah-Emil.
Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Gus Fahrur kepada Khofifah saat keduanya bertemu di Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jember.
"Bu (Khoffiah) saya sekarang sudah nomor satu. Ini dukungan yang terakhir. Tidak akan pindah ke yang lain," kata Gus Fahrur.
Gus Fahrur menegaskan, pihaknya akan all out memenangkan pasangan Khofifah-Emil. Sebab, pasangan dengan nomor urut satu ini merupakan satu-satunya pasangan calon yang memperjuangkan nilai-nilai ajaran agama Islam.
"Kiai Kampung akan all out memenangkan Bu Khoffiah. Beliau masih suci. Intinya, saya akan dukung Khofifah. Kalau tidak diterima, masa bodo saya tetap mau memenangkan ibu Khoffiah," pungkasnya.
Dukungan wilayah Mataraman pun mengokohkan kekuatan Khofifah-Emil di Jawa Timur. Seluruh tokoh agama se-Ponorogo pun ikut mendukung pasangan NU ini. Pernyataan dukungan ini dipimpin langsung oleh K.H. Marhaban Ahmad.
"Alhamdulillah, Insyaallah mendukung semua. Kami tidak mengatasnamakan suatu golongan, tapi untuk rahmatan lil'alamiin. Kita akan memfatwakan, mengajak seluruh warga memilih Khofifah-Emil," kata Pengasuh Pondok Pesantren Ilhamulqudus tersebut.
Sementara itu, Khofifah menilai restu ulama dalam menjalankan pemerintah sangat penting. Agama dan kekuasaan bak dua mata uang yang saling mendukung memberikan kemaslahatan untuk umat manusia.
"Penting untuk bersama-sama menyatukan perspektif tentang pemimpin Jatim ke depan. Sebagaimana kata Imam Ghozali bahwa agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Sehingga para umaro dan ulama itu harus selalu singkron," pungkas Khofifah.