Suara.com - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menemukan 13 kudapan pembuka puasa atau takjil diduga mengandung Borax dan Rhodamin. Takjil itu ditemukan di sejumlah bazar Ramadan di Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun.
"Selama Ramadan, kami sudah menguji 344 sampel kudapan, dan hasilnya 331 memenuhi persyaratan dan yang tidak memenuhi ada 13," kata Kepala BPOM Kepri, Yosef Dwi Irawan melalui sambungan telepon di Batam, Selasa (29/5/2018).
Ke-13 takjil itu diduga mengandung bahan berbahaya untuk dikonsumsi. Seperti tahu, bakso, daging dan ikan yang menggunakan pelembut daging dengan tambahan borax, minuman segar dan terasi yang ditambahkan Rhodamin B atau pewarna tekstil.
Sayang, Yosef yang masih berada di luar kota tidak memberikan rincian di bazar Ramadhan masa saja bahan pangan itu ditemukan.
"Persentasenya tidak terlalu besar," kata dia.
Seluruh takjil yang diduga menggunakan bahan pangan yang melanggar aturan itu dimusnahkan langsung oleh pemilik dengan disaksikan langsung petugas BPOM.
"Yang memusnahkan pemilik disaksikan oleh petugas. Itu untuk memberikan efek jera," kata dia.
Selain itu, BPOM juga menemukan 2.700 keping bahan pangan yang tidak dilengkapi izin edar dan sudah melewati kedaluwarsa di pasar-pasar di tiga kota besar di Kepri, yaoyi Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Tanjungbalai Karimun.
Dari 2.700 keping bahan makanan itu, sebanyak 2.656 di antaranya tanpa dilengkapi izin edar dan sisanya sudah melebihi batas kedaluwarsa.
Sebanyak 2.700 keping bahan makanan yang melanggar ketentuan itu ditemukan di 80 sarana, seperti supermaket, distributor, toko, dan ritel yang tersebar di tiga daerah di Kepri, yaitu Batam, Tanjungpinang dan Karimun.