Suara.com - Pentolan gerombolan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada ISIS, Aman Abdurrahman, dikabarkan menganggap guru sekaligus terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir sebagai kafir atau lawannya.
Namun, Ba’asyir melalui kuasa hukumnya, Ahmad Michdan, mengatakan kliennya tak mau dikait-kaitkan dengan jaringan teroris JAT.
Ba’Asyir juga tak mau disangkutpautkan dengan Aman Badurrahman yang menjadi otak tragedi bom kawasan Jalan Thamrin.
"Ustaz (Ba'asyir) keberatan jika dikaitkan dengan JAT dan terhadap kasus (teroristik JAT) di Indonesia," kata Michdan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (28/5/2018).
Baca Juga: Ngaku Teman Teroris, Perempuan Ini Mengamuk di Kereta Api
Ba'asyir juga enggan dikaitkan dengan rangkaian teror yang terjadi di Mako Brimob serta pengeboman tiga gereja di Surabaya.
Michdan menambahkan, Ba'asyir belum pernah bersinggungan dengan Aman Abdurrahman secara langsung.
"Ustaz (Ba'asyir) tidak pernah berdialog dengan Aman. Apalagi kaitannya dengan kegiatan yang diduga sebagai terorisme," jelasnya.
Ia mengatakan, Ba’asyir menegaskan jaringan JAT sudah lama bubar.
Sebelumnya, mantan pemimpin kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas menilai, pentolan JAD Aman Abdurrahman, merupakan sosok yang tak tidak konsisten antara pemikiran dan perbuatannya.
Baca Juga: Megawati Dapat Rp 112 Juta per Bulan, Jokowi Cuma Rp 62 Juta
Nasir mengungkapkan, Aman dikenal di kalangan mereka dulu sebagai sosok yang suka mengafir-kafirkan orang.