Menurut Basuki, ada 200 santri tunanetra seluruh Indonesia yang ikut lomba online yang terbagi enam kelas. Adu cepat khatam dipandu 22 instruktur Alquran braille yang tersebar dari Semarang, Sidoarjo, Bogor, Indramayu, Jakarta, Sukabumi, Bandung dan Aceh.
Foto: Modul Al-Qur'an Braile. [Suara.com/Adam Iyasa]
"Yang paling cepat khatam dapat hadiah pulsa Rp 50 ribu," ujar Basuki.
Baca Juga: Bikin Haru, Tukang Parkir Baca Al Quran Sembari Jaga Motor
Hadiah itu murni dari kantong dia, sampai saat ini belum ada bantuan atau sentuhan dari pemerintah atau dinas terkait.
Di 2018 ini, modul Al-Qur'an Braile nya sudah dimodifikasi, lebih mudah dan ringan bagi tunanetra untuk memahami huruf Hijaiyah meski si tunanetra belum bisa baca huruf braile sama sekali.
"Modul yang baru mirip baca Al Quran cepat, jadi seperti ada Iqra braile dan perhuruf Hijaiyah. Lebih mudah dipahami," katanya.
Ia berharap, dengan mengaji Al-Qur'an Braille, bisa punya pedoman untuk hidup lebih baik lagi.
"Tunanetra akhirnya bisa beribadah tenang. Sudah ada pedomannya baca Alquran. Juni nanti kita ada Pesantren Tunanetra, pesertanya seluruh Indonesia. Termasuk ada tadarus Al-Qur'an Braile juga nanti," pungkasnya. (Adam Iyasa)
Baca Juga: Misteri Sobekan Al Quran di Gunawarman Temui Titik Terang