49.7 Persen Masyarakat Desa Setuju Ada Gerakan #2019GantiPresiden

Jum'at, 25 Mei 2018 | 20:36 WIB
49.7 Persen Masyarakat Desa Setuju Ada Gerakan #2019GantiPresiden
Warga yang menggunakan kaus "Dia Sibuk Kerja" bertemu dengan warga yang menggunakan kaus "2019 Ganti Presiden" bertemu dengan ketika berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4). Aksi tersebut sempat dihiasi bentrokan kecil antar dua kubu. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah Lembaga survei Y-Publica merilis respon terhadap gerakan #2019GantiPresiden yang belakangan muncul. Hasilnya memang banyak yang setuju dengan gerakan itu.

Hasil survei ini dilakukan pada 2-12 Mei 2018 dengan jumlah sampel 1200 responden. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) di 120 desa dari 34 provinsi Indonesia.

Dari hasil survei tersebut, gerakan tagar #2019GantiPresiden yang tidak setuju sebesar 67.3 persen. Sementara yang setuju sebesar 49,7 persen dan tidak menjawab sekitar 3.7 persen.

"Faktanya, mayoritas responden 67.3 persen tidak setuju dengan gerakan tersebut. Hanya 29 persen responden yang menyatakan setuju dengan gerakan tersebut, dan 3.7 persen tidak menjawab," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono di Sarina, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).

Sementara, respon masyarakat terhadap gerakan tagar tersebut dinilai gerakan media sosial 36,4 persen, gerakan bermuatan politik 27.9 persen, gerakan berbau makar 3,4 persen, gerakan ketidakpuasan terhadap pemerintah sekitar 7.5 persen dan yang tidak menjawab sebesar 24.8 persen.

"Tetapi dampaknya secara politik tidak begitu signifikan. Terbukti, sebanyak 36.4 persen responden menganggap itu hanya gerakan media sosial. Sementara, 27.9 persen responden yang menganggap gerakan itu bermuatan politik. Bahkan, ada 3.4 persen yang menyebut gerakan itu berbau makar. Kemudian, 7.9 persen yang menyebut itu sebagai gerakan ketidakpuasan terhadap pemerintah," paparnya.

Ketika ditanyakan kepada 29 persen responden yang setuju dengan gerakan itu, kata Rudi, bayangan tentang Calon Presiden (Capres) pengganti Joko Widodo sangat beragam.

"Sebanyak 40.9 persen responden menginginkan Prabowo Subianto pengganti Presiden Jokowi, 11.2 persen menyebut Agus Harimurti Yudhoyono, 10.9 persen menginginkan Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo mendapat 10.5 persen. Nama lain yang disebutkan yaitu Amien Rais dan Rizieq mendapat dukungan di bawah 1 persen," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI