Suara.com - Undang-Undang Terorisme baru saja disahkan. Dalam aturan baru ini, ada poin penambahan hukuman bagi pelaku teror di Indonesia yang melibatkan anak-anak. Ini tertuang dalam Pasal 16 A, pasal ini disisipkan dari Pasal 16 dan Pasal 17.
"Setiap orang yang melakukan tidak pidana terorime dengan melibatkan anak hukuman pidananya ditambah satu pertiga," ujar Ketua Panitia Khusus RUU Terorisme dari Fraksi Partai Gerindra, Muhammad Syafii di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/2018).
Selain itu, UU Terorime ini juga dapat menindak sejumlah orang yang melanggar. Diantaranya diatur dalam Pasal 10 A UU Terorisme.
Pertama, setiap orang yang secara melawan hukum memasukan ke wilayah NKRI, membuat, menerima, memperoleh, menguasi, membawa, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, atau mengeluarkan dari wilayah NKRI sejata kimia, senjata biologi, radiologi, mikroorganisme, nuklir, radio aktif, atau komponennya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme dipidana dengan pidana penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 20 tahun, pidana penjara seumur hidup, atau pidana mati.
Kedua, setiap orang dengan sengaja memperdagangkan bahan potensial sebagai bahan peledak, atau memperdagangkan senjata kimia, senjata biologi, mikroorganisme, bahan nuklir, radio aktif, atau komponennya untuk melakukan tindak pidana terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 atau 10 dipidana dengan pidana penjara paling singkat dua tahun dan paling lama tujuh tahun.
Ketiga, dalam hal bahan potensial atau komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terbukti digunakan dalam tindak pidana terorisme, dipidana dengan pidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama 15 tahun.
Keempat, setiap orang yang memasukkan ke dan/atau mengeluarkan dari NKRI pada ayat (1) dan ayat (2) yang dapat dipergunakan untuk melakukan tindak pidana terorime dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun.