Gubernur Jabar Sumbang Darah untuk Bocah Pengidap Anemia Aplastik

Jum'at, 25 Mei 2018 | 10:29 WIB
Gubernur Jabar Sumbang Darah untuk Bocah Pengidap Anemia Aplastik
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) menyempatkan mampir ke Kantor Palang Merah Indoneia (PMI), Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (24/5/2018). (Sumber: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ghairan, bocah laki-laki berusia 12 tahun, divonis dokter mengidap anemia aplastik. Penyakit ini adalah kelainan darah, karena sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah baru, baik sel darah merah, darah putih, maupun trombosit. Kisahnya sempat viral di berbagai  media sosial.

Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Yuni Rahmawati dan Wisnu Ragasaputra ini berdomisili di Sukabumi, Jawa Barat. Kini mereka singgah di Bandung untuk berobat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Per hari, Ghairan membutuhkan minimal 8 labu trombosit dan 2 labu sel darah merah. Idealnya seseorang memiliki trombosit 150.000 - 450.000, sementara trombosit Ghairan anjlok hingga 20.000. Kadar hemoglobin (hb) pun anjlok di angka 8, dari ideal 10 - 16.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) menyempatkan mampir ke Kantor Palang Merah Indoneia (PMI), Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (24/5/2018) malam.

"Kami dapat kabar, bahwa di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) ada seorang anak memerlukan golongan darah O+. Kebetulan saya O+, sesuai. Mudah-mudahan bisa membantu pasien tersebut," kata Aher, usai mendonorkan darahnya.

Sebanyak 450 ml darah, disumbangkan Aher kala itu. Tak hanya dirinya, beberapa kru gubernur pun ikut menyumbangkan darahnya. Sayangnya, sang istri, Netty Heryawan, 'gagal' menyumbangkan darahnya karena kekurangan hb.

Pada kesempatan itu, Aher menuturkan, stok darah di PMI Kota Bandung, saat Ramadan  berkurang. Jumlah pendonor darah berkurang hingga 60 persen.

Dengan berkurangnya pendonor darah, tentu akan mempengaruhi persediaan darah. Para pendonor yang masih aktif menyumbangkan darahnya setelah berbuka puasa hanya 40 persen saja, atau 50 - 60 pendonor.

Aher mengajak masyarakat untuk tak sungkan mendonorkan darahnya. Menurutnya,  donor darah adalah lifestyle yang bermanfaat bagi sesama dan bagi kesehatan diri.

"Alhamdulillah, saya biasa donor darah rutin, karena donor darah bisa membantu orang lain, bisa menyelamatkan orang lain, sesama kita, saat yang sama kita juga sehat," ujarnya.

Saat darah diambil, sebut Aher, ada rangsangan sel darah baru untuk terbentuk kembali. Setelah diambil, dua hari kemudian, seluruh cairan darah yang diambil sudah kembali.

"Dengan banyak minum air putih, dua hari sudah normal kembali. Cairan 450 ml sudah tergantikan," tuturnya.

Selama Ramadan, PMI buka 24 jam demi terpenuhinya stok darah. Aher pun mengajak masyarakat untuk gemar mendonor darah,  karena membantu sesama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI