Terendam Banjir, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 25 Mei 2018 | 06:29 WIB
Terendam Banjir, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh
Kondisi jalan rusak Trans Sulawesi. (Foto: Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transportasi darat jalur Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, hingga Kamis (24/5) malam, masih lumpuh akibat banjir bandang yang menutup Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sultra, sejak Senin (21/5/2018).

Ratusan kendaraan yang umumnya truk-truk pengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat masih bertahan menunggu surutnya air.

Sekitar 700 meter badan jalan di dekat Jembatan Linomoyo, Kecamatan Langgikima, masih tertutup air.

"Kalau kondisi dua hari lalu pak, ketinggian air di jalan ini sampai dua meter," kata seorang warga dusun di sekitar lokasi banjir.

Baca Juga: Disetujui DPR, RUU Terorisme Siap Disahkan Hari Ini

Kondisi itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat rakit-rakit penyeberangan untuk menyeberangkan orang dan kendaraan sepeda motor bahkan mobil.

Sebuah rakit yang bisa menyeberangkan sepeda motor dan mobil mengenakan tarif penyeberangan antara Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per mobil, sepeda motor Rp 50.000 per unit dan penumpang Rp 25.000 per orang.

Jasa rakit-rakit ini dimanfaatkan oleh masyarakat dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah untuk menyeberang ke Kendari, Sultra atau sebaliknya.

"Kami berharap air bisa segera surut agar usaha kami bisa kembali lancar mengangkut barang-barang dagangan dari Kendari ke Bungku, Kabupaten Morowali," ujar seorang pedagang dari Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Menurut dia, warga Kabupaten Morowali, Sulteng, menjadikan Kota Kendari sebagai tempat berbelanja berbagai jenis barang kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya karena jaraknya lebih dekat dan kondisi jalan rayanya lebih baik dibanding ke Palu, Sulteng.

Baca Juga: Morgan Freeman Minta Maaf atas Tuduhan Pelecehan Seksual

"Menjelang lebaran ini pak, permintaan masyarakat terhadap berbagai kebutuhan sehari-hari sangat tinggi," ujarnya.

Dari Kota Bungku ke Palu, warga harus menempuh perjalanan darat sekitar 15 jam dengan jarak 550 kilometer, sedangkan kalau ke Kendari hanya sekitar 8 jam dengan jarak 350-an kilometer.

Meski genangan air akibat meluapnya air Sungai Linomoyo mulai surut, namun warga masih was-was akan banjir susulan karena hujan dengan intensitas rendah dan sedang masih terus turun di kawasan tersebut.

Selain banjir di Sungai Linomoyo, Kabupaten Konawe Utara, arus lalu lintas Sulteng-Sultra ini juga terhambat longsor di Kecamatan Bungku Pesisir Sulteng, yang membuat badan jalan nasional sekitar 30 meter ambles sampai sekitar dua meter sehingga tidak bisa dilalui sama sekali.

"Untung di sekitar ini ada jalur alternatif melalui jalan tambang milik perusahaan pertambangan nikel, sehingga arus lalu lintas tidak terputus total," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR AKhmad Cahyadi yang sedang meninjau jalur Trans Sulawesi Sulteng-Sultra.

Banjir bandang di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konaqwe Utara, Sultra dilaporkan menghanyutkan sekitar 10 buah rumah namun tidak ada korban jiwa.

Ratusan hektare perkebunan sawit dan sawah penduduk juga rusak, bahkan areal sawah yang siap panen kemungkinan tidak bisa dipanen karena terlalu lama terendam air. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI