Suara.com - Transportasi darat jalur Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, hingga Kamis (24/5) malam, masih lumpuh akibat banjir bandang yang menutup Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sultra, sejak Senin (21/5/2018).
Ratusan kendaraan yang umumnya truk-truk pengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat masih bertahan menunggu surutnya air.
Sekitar 700 meter badan jalan di dekat Jembatan Linomoyo, Kecamatan Langgikima, masih tertutup air.
"Kalau kondisi dua hari lalu pak, ketinggian air di jalan ini sampai dua meter," kata seorang warga dusun di sekitar lokasi banjir.
Baca Juga: Disetujui DPR, RUU Terorisme Siap Disahkan Hari Ini
Kondisi itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat rakit-rakit penyeberangan untuk menyeberangkan orang dan kendaraan sepeda motor bahkan mobil.
Sebuah rakit yang bisa menyeberangkan sepeda motor dan mobil mengenakan tarif penyeberangan antara Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per mobil, sepeda motor Rp 50.000 per unit dan penumpang Rp 25.000 per orang.
Jasa rakit-rakit ini dimanfaatkan oleh masyarakat dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah untuk menyeberang ke Kendari, Sultra atau sebaliknya.
"Kami berharap air bisa segera surut agar usaha kami bisa kembali lancar mengangkut barang-barang dagangan dari Kendari ke Bungku, Kabupaten Morowali," ujar seorang pedagang dari Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Menurut dia, warga Kabupaten Morowali, Sulteng, menjadikan Kota Kendari sebagai tempat berbelanja berbagai jenis barang kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya karena jaraknya lebih dekat dan kondisi jalan rayanya lebih baik dibanding ke Palu, Sulteng.
Baca Juga: Morgan Freeman Minta Maaf atas Tuduhan Pelecehan Seksual
"Menjelang lebaran ini pak, permintaan masyarakat terhadap berbagai kebutuhan sehari-hari sangat tinggi," ujarnya.