Demokrat Promosi #2019PemimpinMuda, AHY Maju Pilpres 2019?

Jum'at, 25 Mei 2018 | 03:41 WIB
Demokrat Promosi #2019PemimpinMuda, AHY Maju Pilpres 2019?
Komandan Satuan Tugas Bersama partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, seusai menemui Presiden Joko Widodo ‎di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/3/2018). [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekertaris Jenderal DPP Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengakui partainya menggencarkan hastag #2019pemimpinmuda sebagai langkah menggaet pemilih milenial di Pemilu 2019. Sebab potensinya sangat besar.

"Demokrat melihat kepemimpinan Indonesia ke depan kriterianya di kalangan milenial. Karena 52 persen di masyarakat Indonesia bahkan lebih adalah kalangan milenial," kata Putu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Putu menyadari bahwa kepemimpinan Indonesia ke depan merupakan sosok pemimpin yang berjiwa muda sehingga Indonesia membutuhkan pemimpin berjiwa muda, mengerti apa yang dinginkan masyarakat yaitu generasi muda. Dia menegaskan partainya tetap percaya diri mengusung hastag #2019PemimpinMuda. Meskipun di tengah maraknya hastag #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.

"Hastag tersebut secara maksimal ingin berikan solusi bahwa kami akan memberikan calon pemimpin muda karena Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, Bogor, semua kader merepresentasikan kepada Mas AHY untuk bisa ke depan dalam memberikan kontribusi dalam membangun bangsa ini dan mengabdi bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Putu yang juga Deputi Media dan Humas Kogasma Partai Demokrat mengatakan saat ini tren pemimpin muda di dunia semakin menguat. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi di Indonesia di tahun 2019.

Dia menjelaskan kepemimpinan dunia sudah beralih dari generasi terdahulu ke generasi milenilal, misalnya Emmanuel Macron menjadi Presiden Prancis saat usia 39 tahun, Sebastian Kurz menjadi PM Austria pada usia 31 tahun.

"Trennya justru kalau melihat kedewasaan orang dari sisi umur, kayanya kurang tepat namun, dalam membangun bangsa perlunya adanya kerja tim bersama, jadi tidak mungkin satu orang pemimpin senior, muda atau tua paham semuanya. Karena membangun bangsa memerlukan sinergi dan kebersamaan," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI