Tragedi Mei 98, Catur dan Celana Dalam Terakhir Mustofa

Kamis, 24 Mei 2018 | 17:43 WIB
Tragedi Mei 98, Catur dan Celana Dalam Terakhir Mustofa
Kusmiati terus berurai air mata di Monumen Mei 1998, Taman Pemakaman Umum, Cipayung, Jakarta, Minggu (13/5/2018). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, pusat perbelanjaan itu tampak belum sepi. Sebaliknya, tengah semarak, riuh rendah oleh orang-orang yang asyik memilih dan membopong barang-barang berharga.

Kusmiati memutuskan untuk memasuki pusat perbelanjaan itu, dan semuanya semakin jelas. Orang-orang itu tengah menjarah.

Enam jam massa menjarah barang-barang seisi Yogya Plaza. Kusmiati tak ambil peduli. Ia tetap teguh pada tujuannya, mencari Mustofa.

Jumat, 15 Mei, pukul 03.00 WIB dini hari, Kusmiati mendengar suara ledakan di Yogya Plaza. Ia kaget, sampai melompat.

Baca Juga: Prabowo Akan Bertemu SBY, PDIP Masih Yakin Demokrat Dukung Jokowi

”Ya Allah, Allahu Akbar, lindungi saya. Saya hanya mau mencari anak saya, bukan nyari kerusuhan,” tutur Kusmiati kala itu.

Ia sempat melihat seorang lelaki berambut cepak tentara memberi komando dari atas sepeda motor, "Serbu, serbuuuu!".

Kerusuhan mulai merebak. Sementara ia belum bisa menemukan Mustofa. Akhirnya, Kusmiati memutuskan mengajak putrinya pulang. Meski cemas, ia berharap Mustofa kembali.

Jumat siang, berita-berita di televisi mengabarkan terdapat banyak korban berjatuhan saat penjarahan terjadi  di Yogya Plaza. Pusat perbelanjaan itu sendiri hangus terbakar, bersama para penjarah yang terjebak di dalamnya.

Melalui televisi juga, Kusmiati mengetahui korban-korban dalam tragedi itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,  Jakarta Pusat.

Baca Juga: Polisi: Remaja Pengancam Jokowi Bisa Dikenakan Pidana Anak

Tanpa berpikir panjang, Kusmiati mengajak tetangganya bergegas ke RSCM. Sebab, batang hidung Mustofa tak juga terlihat di rumah.

REKOMENDASI

TERKINI