Peta Kelompok Teroris di Indonesia Menurut Sidney Jones

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 23 Mei 2018 | 11:36 WIB
Peta Kelompok Teroris di Indonesia Menurut Sidney Jones
Aksi simpati bom Surabaya.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti terorisme dari Institute for Policy Analyst of Conflict (IPAC), Sidney Jones menyebut ada cukup banyak kelompok-kelompok penebar teror di Indonesia. Ada yang berafiliasi langsung dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Namun secara umum, Sidney menyebut ada tiga kelompok besar kelompok radikal penebar teror di Indonesia. Pertama adalah kelompok Jemaah Anshorut Daulah (JAD) dengan pemimpin ideologisnya yakni Aman Abdul Rahman. Kelompok ini memiliki tokoh di Suriah yakni Abu Jandal.

"Di Suriah kelompok ini (JAD) tidak begitu kuat. Namun di Indonesia cukup kuat dibanding organisasi lain," ujar Sidney Jones dalam diskusi "Menguak Fakta Aktual Radikalisme dan Terorisme di Indonesia" di Hotel Ashley Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Kelompok kedua adalah kelompok Bahrun Naim. Kelompok ini berbeda dengan JAD, memiliki jaringan sendiri. Seperti tim Hisbah di Solo serta kelompok HTI yang bergerak dengan Bahrun Naim.

"Tapi pokoknya, jaringan sangat pribadi. Pertanyaannya sekarang, kelompok-kelompok kecil tidak ada pemimpin," kata Sidney.

Kelompok ketiga ada nama Bahrun Syah. Ia adalah tokoh penting ISIS Indonesia pada 2017. Namun di Indonesia kelompok ini tidak banyak pengikutnya. Kelompok Bahrun Syah di Indonesia banyak beroperasi di Poso dan Mindanau, Filipina.

Melihat itu, oleh Sidney, Bahrun Syah disebut juga semacam penghubung kelompok mujahidin di Indonesia dengan di Filipina.

Kemunculan Kelompok-Kelompok Kecil

Lebih jauh Sidney menjelaskan, saat ini kondisi tampak menjadi kacau setelah Bahrun Naim dan Bahrun Syah tewas. Tinggal ada nama Abu Walid sebagai tokoh penting yang disebut banyak memiliki kontak di Filipina.

Kondisi ini memunculkan banyak kelompok-kelompok kecil di Indonesia. Bahwa tidak hanya ISIS atau JAD, ada kelompok lain seperti Katibul Iman di Solo yang juga memiliki pengikut di Jambi.

Jadi, kata Sidney, jangan melihat kelompok ISIS memiliki satu struktur di Indonesia. Ada kelompok-kelompok kecil dan itu membuat tugas Badan Penanggulangan Bencana Terorisme (BNPT) dan polisi menjadi jauh lebih sulit.

"Karena tidak berarti ada satu kelompok ditangkap yang lain akan kena," kata Sidney.

Persaingan Antar Kelompok Teroris

Menurut Sidney, salah satu yang menarik dan perlu diperhatikan adalah kelompok yang menyerang Mapolda Riau bukanlah kelompok JAD. Ada kemungkinan, aksi penyerangan Mapolda Riau karena melihat aksi yang bom gereja di Surabaya.

"Ada semacam persaingan, kalau ada satu kelompok melakukan aksi. Ada kelompok lain ingin melakukan aksi lebih besar," ujar Sidney.

Hal tersebut menjadi dinamika dan Sidney melihat ada yang perlu diperhatikan dari kelompok penyerang Mapolda Riau. Kelompok ini memiliki jaringan antara Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Terdiri dari beberapa kelompok kecil termasuk di dalamnya ada kelompok NII.

"Yang menarik hampir semua kelompok ini punya kontak di Suriah. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana jaringan di Suriah itu berfungsi," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI