Letusan Freatik Merapi Tak Bikin Siswa SD Khawatir

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 23 Mei 2018 | 10:45 WIB
Letusan Freatik Merapi Tak Bikin Siswa SD Khawatir
Guru dan siswa SD di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta sudah terlatih apabila sewaktu-waktu terjadi bencana Gunung Merapi. (Suara.com/Somad)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di balik keindahan dan kesejukan Gunung Merapi, tersimpan bahaya nan mengkhawatirkan. Apalagi kalau bukan letusannya yang kapan saja bisa mengancam makhluk hidup di sekitarnya. Hal ini mendasari warga di kawasan Gunung Merapi di sisi utara Yogyakarta bisa menghadapi Merapi apabila sewaktu-waktu 'batuk' mendadak.

Tak hanya orang dewasa, aksi para siswa SD di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta patut menjadi contoh dalam menghadapi bencana. Ternyata, letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi beberapa hari terakhir, tidak membuat khawatir siswa dan siswi di SD Negeri Umbulharjo 2, Gondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

Bukan karena siswa di sekolah tersebut sudah 'kebal' akan bencana. Namun karena mereka rutin diajarkan melalui pengenalan mitigasi kebencanaan sejak dini di sekolah. Bahkan SD negeri tersebut sudah ditetapkan sebagai salah satu Sekolah Siaga Bencana (SSB).

"Sejak erupsi 2010, sesudah itu 2012 kita belajar dari pengalaman itu," ujar Kepala SD Negeri Umbulharjo 2, Nunuk Kistyawati kepada Suara.com, Rabu (23/5/2018).

Menurut dia, para guru serta siswa telah dilatih untuk mengantisipasi bencana melalui simulasi-simulasi. Alhasil saat terjadi erupsi bisa lebih mudah dalam proses evakuasi.

"Kita memberikan arahan evakuasi serta pengenalan letusan merapi kepada siswa dan guru," kata Nunuk.

Status Waspada Merapi

Sementara, dalam menghadapi Merapi yang kini berstatus waspada, Nunuk sudah memberikan arahan ketika letusan terjadi bisa menuju titik kumpul terdekat yakni balai desa. Namun ketika letusannya besar dan mengkhawatirkan, maka diarahkan menuju titik kumpul di SMAN 1 Cangkringan.

Tak hanya sisi mental siswa dalam menghadapi bencana, tata letak kelas juga sudah dipersiapkan dengan matang apabila sewaktu-waktu bencana Merapi muncul.

Anak-anak yang biasanya belajar di lantai dua dipindah ke lantai satu. Kemudian pintu-pintu kelas dibiarkan terbuka untuk memudahkan keluar. Tidak sampai di situ, tata letak sepeda motor guru juga diatur sedemikian rupa, yakni mengarah ke pintu gerbang sekolah untuk bisa lebih cepat keluar apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI