Suara.com - Peneliti terorisme internasional Sidney Jones mengatakan organisasi teroris dan radikal ISIS memanfaatkan perempuan dalam aksi teror karena kecurigaan publik terhadap mereka rendah.
"ISIS dengan sengaja menggunakan perempuan karena dianggap sebagai orang yang tidak akan dicurigai kalau masuk daerah tertentu," ujar Sidney di Jakarta, Selasa (23/5/2018).
Ia juga membenarkan bahwa ISIS saat ini memberikan peran yang lebih strategis kepada perempuan dalam aksi terorisme.
Sidney menyampaikan ISIS atau kelompok ekstremis lainnya pada awalnya tidak melibatkan perempuan dalam aksi kekerasan yang kerap diistilahkan sebagai "jihad".
Kaum Hawa, kata dia, awalnya dimasukan ke dalam kelompok teroris itu agar tetap ada yang menjaga anak-anak serta keturunan dari para teroris yang tewas dalam melancarkan aksinya.
"Saya kira ada evolusi. Perempuan dalam terorisme kemudian kita lihat sebagai kurir. Ia juga jadi ustazah dan pencari dana untuk melakukan aksi," terang dia.
Namun, berkaca pada kasus peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5), diketahui bahwa saat ini ISIS sudah memperbolehkan perempuan untuk menjadi eksekutor.
Dengan melihat fakta tersebut, Sidney menilai kelak peran perempuan yang bergabung di kelompok teroris akan terus berkembang. Bahkan, kemungkinan juga bisa memiliki posisi yang sentral. (Antara)