Lima Alasan Publik Tak Puas dengan Kerja Jokowi-JK

Selasa, 22 Mei 2018 | 16:04 WIB
Lima Alasan Publik Tak Puas dengan Kerja Jokowi-JK
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Rabu (16/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 65.1 persen publik merasa puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu ada 32 persen publik menyatakan tidak puas dengan kinerja keduanya.

Pembangunan Infrastruktur menjadi alasan utama mayoritas masyarakat Indonesia merasa puas dengan hasil kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pernyataan di atas berdasarkan hasil survei lembaga Indo Barometer pada 15 hingga 22 April 2018 lalu. Survei tersebut dirilis di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

"Lima alasan publik menyatakan puas terhadap Jokowi-JK adalah pembangunan infrastruktur meningkat 29.7 persen, banyak pencapaian 16.1 persen, bantuan bagi rakyat kecil 13.8 persen, kinerja bagus 8.7 persen, dan kebijakannya tegas 5 persen," Kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari.

Sementara itu, lima alasan utama publik yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi-JK. Karena harga sembako yang belum stabil, yaitu 19.1 persen, lapangan pekerjaan masih terbatas 22,2 persen, banyak tenaga kerja dari Cina 10,3 persen, kemiskinan dan kesenjangan 8 persen, dan masih banyak korupsi 6,9 persen.

Berdasarkan hasil survei tersebut, 55.5 persen publik di antaranya menginginkan Jokowi kembali menjadi Presiden periode 2019 - 2024 mendatang.

"Sedangkan yang tak menginginkan Jokowi menjadi Presiden lagi, yaitu sebanyak 30.2 persen. Tidak tahu atau tidak menjawab 14.3 persen," ujar Qodari.

Survei tersebut dilakukan di seluruh Provinsi di Indonesia yang meliputi 34 Provinsi. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1200 responden dengan margin error sebesar kurang lebih 2.83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI