Suara.com - Prosesi penyerahan jenazah Aloysius Bayu Rendra Wardhana, korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Surabaya diwarnai isak tangis. Ibu Martono, sepupu almarhum Bayu pingsan saat melihat jenazah saudaranya diangkat ke mobil ambulance.
Perempuan berambut lurus dan mengenakan baju hitam ini, awalnya berusaha tegar. Tapi air matanya tak kuasa dibendung saat proses penyerahan jenazah almarhum Bayu.
Ibu Martono juga menolak berkomentar saat para wartawan berusaha mewancarai. Dia melambaikan tangan sebagai isyarat penolakan.
Tangis Ibu Martono kian keras, saat peti jenazah almarhum Bayu di bawa dan dimasukan ke ambulance. Isak tangisnya pecah keras dan Ibu Martono memeluk erat dr Andi Fanny Sujuti.
"Sabar, yang kuat," tutur dr Andi Fanny sambil memeluk erat Ibu Martono yang terus menangis.
Sebelumnya, setelah 9 hari berada di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, jenazah Aloysius Bayu Rendra Wardhana, akhirnya diserahkan ke pihak keluarga, Selasa (22/5/2018).
Bayu adalah korban ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya Surabaya pada Minggu (13/5/2018) lalu.
Tubuh Bayu hancur bersama dua pelaku. Serpihan potongan tubuh berceceran hingga 200 meter dari titik ledakan. Bahkan, potongan tubuh diduga milik pelaku hingga berada di atap rumah warga. (Achmad Ali)