Suara.com - Menteri Petahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyampaikan pembekalan sekaligus pengarahan kepada Perwira Kostrad. Dia mengatakan pasukan Kostrad harus handal dalam mengantisipasi potensi ancaman keamanan.
Selain itu Kostrad harus membangun komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan anak buahnya. Ryamizard mengingatkan agar tentara juga ikut menjaga keamanan jelang Pilkada Serentak 2018.
“Untuk kita ketahui yang saya jadikan sebagai pedoman dasar dalam pembangunan Infrastruktur Pertahanan negara menuju kekuatan dan postur Pertahanan Negara yang ideal, efektif dan handal didalam mengantisipasi berbagai potensi ancaman yang ada,” ujar Ryamirzard dalam pengarahan, di GOR Kartika, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/5/2018).
Hal itu dia katakana saat memberikan pengarahan kepada 315 perwira Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Mako Divisi Infanteri 1 Kostrad/Cilodong, Depok, Jawa Barat. Menhan mengatakan, fenomena potensi ancaman terhadap NKRI terbagi menjadi dua dimensi ancaman utama, yakni ancaman belum nyata (ancaman perang terbuka antarnegara) dan ancaman nyata.
"Ancaman nyata menjadi prioritas untuk ditangkal dan kemungkinan dapat dialami oleh negara-negara kawasan, baik secara sendiri-sendiri atau yang bersifat lintas negara," kata Ryamizard.
Ia menyebutkan, di kawasan dan di berbagai belahan di duni sedang menghadapi potensi ancaman yang sangat-sangat nyata, yaitu bahaya ancaman terorisme dan radikalisme generasi ketiga setelah Al-Qaeda dan setelah Daisy/Daesh yang telah dihancurkan di Timur Tengah (Irak dan Syria).
"Penanganan ancaman ini memerlukan komitmen dan tindakan bersama yang konkret dan serius," ucap purnawirawan jenderal bintang empat ini.
Menhan mengatakan dalam menghadapi berbagai potensi ancaman yang mampu mengganggu keutuhan NKRI, diperlukan konsep pembangunan pola pikir seluruh rakyat Indonesia melalui penanaman wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi negara agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh upaya pencucian otak dari kelompok tertentu.
Oleh karena itu, desain strategi pertahanan negara juga diarahkan dengan konsep perang rakyat semesta atau total warfare yang melibatkan pembangunan seluruh komponen bangsa yang dilandasi oleh penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara yang lahir dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia disertai pembangunan kekuatan TNI beserta alutsistanya sebagai komponen utama pertahanan negara.
"Hanya satu kata kunci kekuatan kita dalam menghadapi keniscayaan masuknya berbagai potensi ancaman fisik dan nonfisik, yaitu dengan cara memperkuat identitas dan jati diri bangsa serta membangun persatuan dan kesatuan yang kokoh dan bersinergi dari seluruh komponen bangsa melalui penanaman nilai-nilai Pancasila dan penguatan kesadaran bela negara," ujar Menhan.