Bongkar Misteri Letusan Merapi, BPPTKG Kumpulkan Abu di Magelang

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 22 Mei 2018 | 03:45 WIB
Bongkar Misteri Letusan Merapi, BPPTKG Kumpulkan Abu di Magelang
Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta Jumat pagi, (11/5/2018). [Dok BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengambil sampel material letusan freatik Gunung Merapi di beberapa titik di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Staf BPPTKG Yogyakarta Raditya Putra di Magelang, Senin (21/5/2018), mengatakan sampel material yang diambil, yakni di Jumoyo Kecamatan Salam, Pos Ngepos Desa Ngablak, dan Kaliurang Kecamatan Srumbung.

"Kami datang ke sini untuk mengumpulkan material petra atau jatuhan dari lerusan Gunung Merapi yang terjadi pada dini hari pukul 01.25 WIB dan pukul 09.38 WIB," tuturnya.

Ia menuturkan sampel ini nantinya diteliti di laboratorium BPPTKG Yogyakarta untuk mengetahui komposisi material letusan Gunung Merapi yang terjadi hari ini.

"Nanti bisa dikatahui apakah ada perbedaan material saat letusan freatik pada 11 Mei 2018 dengan letusan hari ini," ucapnya.

Secara visual, katanya kalau dilihat dari ukuran abu vulkanik hari ini lebih halus dibanding letusan freatik pada 11 Mei 2018.

"Sampel letusan 11 Mei 2018 kami mengambil di Kaliurang Kabupaten Sleman, dapat banyak sekali, kalau sampel di Ngepos ini cuma sedikit. Mungkin karena hembusannya ini relatif lebih kecil dari yang terjadi pada 11 mei 2018.

Menurut dia setiap terjadi letusan wajib untuk diambil sampel materialnya.

Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Ngepos Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Heru Suparwoko mengatakan pada hari ini terjadi dua kali letusan freatik kecil di Gunung Merapi, yakni pada dini hari pukul 01.25 WIB dan Senin pagi pukul 09.38 WIB.

Ia menuturkan pada letusan freatik tidak ada tanda-tanda sebelumnya, tiba-tiba ada hembusan yang keluar, karena tidak ada sumbatan.

"Setelah Gunung Merapi erupsi pada 2010, karakternya cenderung berubah hanya mengeluarkan hembusan-hembusan kecil karena tidak ada sumbatan di puncak Merapi," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI