Sempat Diam, Kenapa Amien Rais Kumat Lagi? Ini Penjelasan Fahri

Senin, 21 Mei 2018 | 18:53 WIB
Sempat Diam, Kenapa Amien Rais Kumat Lagi? Ini Penjelasan Fahri
Amien Rais dan Fahri Hamzah dalam acara Refleksi 20 Tahun Reformasi di DPR, Jakarta, Senin (21/5/2018). [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, beberkan alasan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, kembali melancarkan kritik terhadap pemerintah,  setelah sekian lama sempat absen dalam hiruk pikuk perpolitikan tanah air.

Fahri berpendapat, sebagai bagian dari agenda reformasi, Amien cukup memahami desain umum demokrasi Indonesia.

Sebab itu, Fahri menilai Amien tidak pernah rela jika arah pemerintahan keluar dari jalur yang terlah dirumuskan 20 tahun lalu.

Fahri menilai, Amien cukup memahami model kepemimpinan yang pantas melanjutkan agenda reformasi.

Baca Juga: Perempuan Ahmadiyah Alami Kekerasan Fisik dan Ancaman Pemerkosaan

Sementara presiden saat ini, yakni Joko Widodo, dinilai Amien bukanlah orang yang paham agenda reformasi itu sendiri.

"Kenapa Pak amien kumat? Mohon maaf nih ya istilahnya. Karena dia yang membuat ini negara dan dia tahu kapasitas orang yang seharusnya mengendari 'kendaraan' itu," kata Fahri dalam acara Refleksi 20 Tahun Reformasi di DPR, Jakarta, Senin (21/5/2018).

"Jadi kalau dari awal dia lihat tak cocok (pemimpinnya), disikat oleh dia. Ini soal dia yang mendesain kendaraannya," tambah Fahri.

Sistem kenegaraan yang didesain kala itu, bagi Fahri sangat canggih. Di mana setiap orang mendapatkan kebebasannya, setelah dipimpin 32 tahun lamanya oleh presiden yang otoriter.

Demokrasi yang super canggih itu, mesti dikelola oleh pemimpin yang canggih pula, secara pemahaman dan wawasan.

Baca Juga: Muslim Ahmadiyah Diusir saat Puasa, Ibu Hamil Jadi Korban

"Kendaraan (sistem kenegaraan) ini super canggih bernama demokrasi. Dia ini bisa mengubah nasib orang, memberikan kebebasan, hak-hak orang bisa terjaga semua. Karena ini kendaraan canggih, ini perlu sopir yang agak canggih juga," tutur Fahri.

Fahri yakin, selama Amien hidup di dunia ini, ia tak kan pernah rela jika Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang kurang cocok dengan agenda reformasi dan sistem demokrasi. Ia pasti 'kumat' jika tidak cocok dengan Presiden yang ada.

"Makanya kalau Pak Amien kritiknya agak kurang enak, cari pemimpinnya yang canggih sedikit lah. Tapi kalau kapasitas pemimpinnya cuma bisa sms dan telepon, padahal disitu bisa bayar hutang, bisa motret, bisa e-commerce, bisa GPS, bisa chatting segala macam, tapi cuma dipakai SMS dan telepon. Kapasitas dia dengan kemampuan mesinnya tidak memadai," ungkap Fahri.

"Sementara itu ada orang yang terus menerus sakit perut, kenapa ini Pak Amien yang terus menerus tampil. Ya karena dia yang mengerti desainnya dari awal," tambah Fahri.

Fahri mengibaratkan, apabila sebuah mobil canggih dioperasikan oleh supir bajaj, maka mesin mobil canggih itu berpotensi rusak.

Fahri mengaku bisa mengoperasikan mobol canggih tersebut, tapi belum tentu bagi Jokowi. Sebab, Jokowi tak ikut dalam agenda reformasi kala itu.

"Sampai mati kita empot-empotan ini. Supir bajaj nyupirin Ferrari kan ngeri kita. Kalau saya ngerti pak. Tapi kayaknya kawan yang itu dulu nggak ikut sama kita. Yang ngerti mesin ini adalah orang yang sama Pak Amien, ngerti sama pikirannya, ngerti apa yang dia desain," kata Fahri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI