Idrus Diperiksa KPK Terkait Aliran Dana Proyek di Bakamla

Senin, 21 Mei 2018 | 18:33 WIB
Idrus Diperiksa KPK Terkait Aliran Dana Proyek di Bakamla
Menteri Sosial Idrus Marham di Jakarta Pusat. [Suara.com/Lili Handayani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Menteri Sosial Idrus Marham, Senin (21/5/2018). Dia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Fayakhun Andriadi.

Fayakhun sendiri sudah menjadi tersangka dalam kasua dugaan suap terkait pembahasan dan pengasahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) untuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan pemerimsaan terhadap Idrus untuk mendalami terkait aliran dana pada proyek di Bakamla tersebut.

"KPK membutuhkan keterangan yang bersangkutan sebagai saksi untuk tersangka FA, untuk mengklarifikasi informasi aliran dana terkait proses pembahasan anggaran Bakamla RI di DPR," katanya kepada wartawan.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar tersebut merupakan penjadwalan ulang dari sebelumnya. Febri mengatakan saat dipanggil pada 14 Mei 2018 lalu, Idrus tidak bisa memenuhinya.

"Ini merupakan penjadwalan ulang dari rencana pemeriksaan sebelumnya di 14 Mei 2018 lalu," katanya.

Tak hanya Idrus, KPK juga telah memeriksa beberapa politikus Golkar terkait kasus yang menjerat Ketua DPD Golkar Jakarta tersebut. Salah satunya adalah Yorrys Raweyai, yang mengaku diperiksa terkait uang yang diterimanya dari Fayakhun saat pemilihan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta.

"Dari laporan Fayakhun dalam pemeriksaan, bahwa dia ada memberikan uang kepada beberapa orang di antaranya saya. Dalam rangka apa tentunya, dia katakan dalam rangka proses dia untuk menjadi Ketua Golkar DKI bulan April (2017) yang lalu. Tetapi kejanggalannya bahwa uang itu diserahkan ke saya bulan Juni. Ini kan tidak masuk logika," kata Yorrys, Senin (14/5/2018) lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI