Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa politikus Partai Golkar sekaligus Menteri Sosial Idrus Marham, sebagai saksi dalam penyidikan kasus suap pembahasan dan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) dalam APBN-P 2016 untuk Bakamla RI.
"Saksi untuk tersangka Fayakhun Andriadi," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (21/5/2018), seperti diberitakan Antara.
Idrus tiba di gedung KPK sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, ia tidak memberikan komentar apa pun terkait pemeriksaannya.
Idrus yang mengenakan kemeja putih lengan pendek hanya melontarkan senyum dan langsung ke dalam gedung KPK, untuk menjalani pemeriksaan.
Baca Juga: Mengapa Satwa Laut Terpikat Plastik
Nama Idrus sendiri mencuat dalam kasus Fayakhun, karena disebut oleh politikus Partai Golkar lainnya, yaitu Yorrys Raweyai seusai menjalani pemeriksaan juga sebagai saksi untuk tersangka sama.
Saat itu, Yorrys mengakui dikonfirmasi oleh KPK soal pemberian uang sebesar Rp 1 miliar dari Fayakhun Andriadi, anggota Fraksi Golkar DPR RI 2014-2019.
"Dari laporan Fayakhun dalam pemeriksaan, bahwa dia ada memberikan uang kepada beberapa orang di antaranya saya. Dalam rangka apa tentunya, dia katakan dalam rangka proses dia untuk menjadi Ketua Golkar DKI bulan April (2017) yang lalu. Tetapi kejanggalannya bahwa uang itu diserahkan ke saya bulan Juni. Ini kan tidak masuk logika," kata Yorrys seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (14/5).
Menurut dia, KPK berdasarkan keterangan Fayakhun mengungkapkan ada beberapa nama yang diduga turut menerima uang untuk dukungan pencalonan Fayakhun tersebut.
"Jadi KPK cuma mengatakan bahwa ada beberapa nama yang disebutkan, seperti Pak Idrus, kemudian ada Pak Freddy,” tutur Yorrys.
Baca Juga: Presiden dan Menteri PUPR Resmikan Rusun DR Hamka di Padang
Ia kala itu juga mengungkapkan, berdasarkan keterangan Fayakhun, uang tersebut diantar oleh sopirnya yang bernama Agus.