Suara.com - Kota Surabaya, Jawa Timur, sepanjang pekan ini, dalam situasi yang mencekam. Itu setelah terjadi aksi bom bunuh diri teroris di sejumlah kawasan.
Banyak warga yang merasa cemas untuk beraktivitas seperti biasa. Tak ayal, warga Surabaya ramai-ramai menyatakan perang terhadap terorisme.
Tak terkecuali seorang ibu-ibu yang menyampaikan kemarahannya kepada teroris di ruang publik. Aksi marah-marah ibu itu terekam video amatir dan viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 21 detik itu, sekumpulan ibu-ibu marah bahkan beberapa kali mengumpat. Umpatan khas Surabaya tersebut ditujukan kepada para teroris yang tak hentinya melakukan teror bom, hingga merusak tempat ibadah dan kantor polisi.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Kemenag Tak Seharusnya Mengatur Muballigh
"Hah! Kate dadi opo dekne. Yo'opo carane diusir teko Suroboyo ae. Jancok! Ojok wanimu jihat-jihat tok ae cok! Jihat iku ojok ngejak-ngejak uwong cok! Awak dewe iku jek kepingin mangan enak cok!," begitulah ungkapan dalam bahasa jawa yang dusampaikan seorang ibu.
Artinya kira-kira: "Hah! Mau jadi apa dia. Bagaimana caranya diusir dari Surabaya saja. Jancok! Jangan beranimu jihat-jihat saja cok! Jihat itu jangan ajak-ajak orang cok! Saya ini masih pengen makan enak cok!”.
Untuk diketahui, bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris dan melibatkan anak-anak mereka ada di 4 titik di Surabaya.
Ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya terjadi pada Minggu (13/5/2018) pagi sekitar pukul 07.30. Ledakan tersebut berasal dari bom mobil yang dilakukan terduga teroris Dita Oeprianto.
Saat itu, bom bunuh diri juga terjadi di dua gereja lainnya. Di gereja GKI Jalan Diponegoro, dilakukan oleh istri Dita bersama dua anak perempuannya.
Baca Juga: MU Ditaklukkan Chelsea, Mou Kritik Strategi Conte
Beruntung, seorang satpam berhasil mencegahnya sehingga tidak banyak korban. Namun, seorang satpam terluka dan dularikan ke rumah sakit.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, bom bunuh diri dilakukan dua anak lelaki Dita. Mereka merangsek ke kerumunan jemaat dengan menggunakan motor.
Ledakannya cukup kuat sehingga memakan banyak korban luka dan korban jiwa termasuk anggota Polri. Bahkan dari ledakan tersebut, anggota tubuh pelaku dan juga seorang relawan bernama Bayu hancur.
Di Polrestabes Surabaya, bom bunuh diri dilakukan Tri Murtiono beserta istri dan tiga anaknya dengan menggunakan dua motor pada Senin (14/5/2018) pagi.
Tri Murtio, istri dan dua anak lelakinya tewas du tempat kejadian. Satu anak perempuan Tri dengan inisial AA, umur 8 tahun selamat. [Achmad Ali]