Sisi Gelap di Balik Gemerlap Pernikahan Pangeran Harry - Meghan

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 20 Mei 2018 | 16:27 WIB
Sisi Gelap di Balik Gemerlap Pernikahan Pangeran Harry - Meghan
Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle di Kapel St. George, kastil Windsor, London, Inggris. Sabtu (19/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Jika kaum muda yang terdidik memilih orang muda yang berpendidikan tinggi sebagai mitra hidup mereka, maka anak-anak mereka cenderung memiliki awal yang lebih baik. Semakin banyak mitra kaya dengan orang kaya, semakin besar keuntungan yang tertanam dari anak-anak dan anak-anak mereka,” tulis Independent.

Penelitian itu tampak menguatkan tesis ekonom kesohor asal Prancis, Thomas Pikkety, yang dijuluki sebagai ”Karl Marx abad 21”.

Dalam bukunya yang terkenal, “Capital in the Twenty-First Century” (The Belknap Press of Harvard University Press; 2014), ia berkonsentrasi pada fakta unik, bahwa orang-orang kaya pada abad ke-21 justru disebabkan oleh warisan ketimbang tabungan.

Menurutnya, pewarisan adalah mekanisme penting dalam proses konsentrasi kekayaan yang menciptakan ketidaksetaraan.

Baca Juga: Kalahkan Kanada dengan Mudah, Budiharto Puji Pemain Pelapis

Sejak tiga abad lampau, yakni abad ke-18 dan 19, pewarisan sebagai mekanisme konsentrasi modal kekayaan semakin tampak jelas karena kaum bangsawan maupun pemilik modal akan menikahi orang-orang kalangannya sendiri.

Dengan begitu, kekayaan dari dua atau lebih keluarga bisa dipersatukan melalui warisan kalau mereka mengikatnya dengan pernikahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI