“Jika kaum muda yang terdidik memilih orang muda yang berpendidikan tinggi sebagai mitra hidup mereka, maka anak-anak mereka cenderung memiliki awal yang lebih baik. Semakin banyak mitra kaya dengan orang kaya, semakin besar keuntungan yang tertanam dari anak-anak dan anak-anak mereka,” tulis Independent.
Penelitian itu tampak menguatkan tesis ekonom kesohor asal Prancis, Thomas Pikkety, yang dijuluki sebagai ”Karl Marx abad 21”.
Dalam bukunya yang terkenal, “Capital in the Twenty-First Century” (The Belknap Press of Harvard University Press; 2014), ia berkonsentrasi pada fakta unik, bahwa orang-orang kaya pada abad ke-21 justru disebabkan oleh warisan ketimbang tabungan.
Menurutnya, pewarisan adalah mekanisme penting dalam proses konsentrasi kekayaan yang menciptakan ketidaksetaraan.
Baca Juga: Kalahkan Kanada dengan Mudah, Budiharto Puji Pemain Pelapis
Sejak tiga abad lampau, yakni abad ke-18 dan 19, pewarisan sebagai mekanisme konsentrasi modal kekayaan semakin tampak jelas karena kaum bangsawan maupun pemilik modal akan menikahi orang-orang kalangannya sendiri.
Dengan begitu, kekayaan dari dua atau lebih keluarga bisa dipersatukan melalui warisan kalau mereka mengikatnya dengan pernikahan.