Suara.com - Giri, salah satu korban bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Jalan Arjuno dikabarkan meninggal dunia, Jumat (18/5/2018), setelah menjalani perawatan beberapa hari di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya.
Kepada Suara.com, Kepala Humas RS dr Soetomo, dr Pesta Parulian membenarkan informasi tersebut.
"Barusan mas," tulis Pesta lewat pesan WhatsApp, Jumat (18/5/2018) malam.
Saat ditanya apakah jenazah sudah diambil pihak keluarga, sampai berita ini ditulis, Pesta belum merespons.
Sebelumnya, beredar informasi di kalangan wartawan terkait meninggalnya Giri di rumah sakit.
"Info dari sumber RSUD Dr Soetomo, korban bom gereja Jl Arjuno, Tn Giri (kemungkinan Giri Catur Sungkowo) meninggal dunia barusan," demikian bunyi informasi tersebut.
Ledakan di GPPS Arjuno terjadi pada Minggu (13/5/2018) pagi sekitar pukul 07.30. Ledakan tersebut berasal dari bom mobil yang dilakukan terduga teroris Dita Oeprianto.
Saat itu, bom bunuh diri juga terjadi di dua gereja lainnya. Di gereja GKI Jalan Diponegoro, dilakukan oleh istri Dita bersama dua anak perempuannya.
Seorang satpam berhasil mencegahnya sehingga tidak banyak korban. Namun si satpam terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, bom bunuh diri dilakukan dua anak lelaki Dita. Mereka merangsek ke kerumunan jemaat dengan menggunakan motor.
Ledakannya cukup kuat sehingga memakan banyak korban jiwa dan luka, termasuk anggota Polri. Bahkan dari ledakan tersebut, anggota tubuh pelaku dan juga seorang relawan bernama Bayu hancur.
(Achmad Ali)