Ini Sejumlah Catatan PAN Selama 20 Tahun Reformasi

Jum'at, 18 Mei 2018 | 21:04 WIB
Ini Sejumlah Catatan PAN Selama 20 Tahun Reformasi
Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PAN akan menggelar Refleksi Reformasi sebagai peringatan 20 Tahun Reformasi di Gedung Nusantara, Komplek DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (21/5/2018) mendatang.

“Jadi Insya Allah, acara kita akan diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2018 tepatnya pada pukul 14.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB berbarengan dengan buka puasa bersama,” ungkap Ketua Panitia dan pembicara, Bakri, di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018).

Rencananya, tokoh utama dari Partai PAN sekaligus tokoh reformasi Amien Rais akan hadir dalam acara tersebut. Selain itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Fahri Hamzah juga turut hadir.

“Akan ada pemutaran video dokumenter yang menayangkan sekilas sejarah reformasi itu. Ada pula orasi politik yang nantinya akan dibacakan oleh Fahri Hamzah,” tambahnya.

Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno menambahkan, yang ingin disampaikan kepada publik adalah hal ikhwal terkait reformasi itu sendiri.

“Kami akan mengajak untuk menarik kembali diri kita ke alam sejarah 20 tahun yang lalu di mana reformasi itu digulirkan,” ujarnya.

Reformasi, lanjut Eddy, digulirkan sebagai catatan dan koreksi atas cita-cita Indonesia merdeka; atas segala sesuatu yang telah dibangun oleh para pendiri republik ini, yang ternyata membutuhkan koreksi.  Hal ini disebabkan banyak penyimpangan-penyimpangan dalam perjalanannya sejak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai reformasi itu bergulir tahun 1998.

“Sejumlah catatan yang hari ini kami lihat sebagai hasil positif dari reformasi, pertama, kita hidup di alam demokrasi yang sangat bebas. Kalau tidak ada reformasi tentu hal itu tidak akan tercapai," jelasnya.

Selain itu, lanjut Eddy, masyarakat Indonesia kini bisa menikmati pemilihan kepala daerah secara langsung yang sebelumnya melalui representatif.

Tetapi menurutnya pula, ada hal yang belum dicapai, bahkan ada yang kebablasan. Misalnya, ada jurang ketimpangan yang sangat besar, dan masalah sosial yang terbesar adalah masalah kesenjangan tersebut, termasuk ekonomi dan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI