Suara.com - Aparat Polres Tulungangung membantah, insiden perempuan bercadar yang diturunkan dari bus didasari atas dasar stigma terhadap pemakai busana tersebut.
Kabag Humas Polres Tulungagung Iptu Sumaji mengatakan, informasi penurunan penumpang dari atas bus Bagong jurusan Trenggalek tersebut benar, namun telah dipelintir sehingga menjadi informasi yang mendiskreditkan aparat penegak hukum.
"Berita yang beredar menjadi seolah ada diskriminasi perlakuan terhadap wanita bercadar di terminal. Padahal tidak begitu," katanya seperti diberitakan Antara, Jumat (18/5/2018).
Menurut Sumaji, penurunan penumpang berinisial SAN lebih dilakukan lantaran santri yang masih duduk di bangku kelas 8 SMP ini membuat penumpang lain was-was.
Baca Juga: Menteri Agama: Perempuan Pemakai Cadar Jangan Hidup Eksklusif
Gerak-gerik yang misterius membuat SAN yang bercadar dan membawa sebuah tas, dilaporkan penumpang lain kepada petugas Dishub di unit Terminal Gayatri, Tulungagung.
"Keterangan yang bersangkutan juga informasi dari pihak pondok, santri berinisial SAN ini sudah keempat kalinya ini mencoba kabur dari pondok. Tiga kali kepergok pengasuh pondok, ini yang terakhir berinisiatif pakai cadar supaya tidak mudah dikenali," katanya.
Persoalan ini berawal ketika seorang petugas Dinas Perhubungan terpaksa menurunkan wanita muda bercadar dari atas bus umum di Terminal Gayatri, Tulungagung, karena gerak-geriknya mencurigakan.
Menurut keterangan Kepala Terminal Gayatri, Oni Suryanto, peristiwa itu terjadi pada Senin (14/5) awal pekan ini.
Ia mengatakan, perempuan berusia 14 tahun itu diturunkan dari bus karena tak kunjung mau menjawab saat ditanya petugas.
Baca Juga: Daftar 200 Penceramah Berkualitas Pilihan Kementerian Agama
"Kejadiannya Senin. Datang sekitar pukul 06.00 WIB dan naik ke bus jurusan Trenggalek sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu dia terlihat kebingungan, tapi saat ditanya tidak mau menjawab," kata Suryanto.