Sehari Jelang Bom Gereja Surabaya, Anak Dita Menangis di Musala

Jum'at, 18 Mei 2018 | 16:30 WIB
Sehari Jelang Bom Gereja Surabaya, Anak Dita Menangis di Musala
Keluarga terduga teroris Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mabes Polri mengungkapkan, Dita Oepriarto dan sang istri, Puji Kuswati, secara sadar mengajak keempat anak-anaknya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5) akhir pekan lalu.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi membantah rumor bahwa sereangan bom di tiga gereja maupun Mapolrestabes Surabaya menggunakan alat kontrol jarak jauh (remote control).

“Bagaimana mungkin pelaku tak sadar saat melakukan aksinya. Bomnya kan diikat di badan semua. Pelaku semuanya melakukan itu secara sadar dan sudah disiapkan,” tegas Setyo, Jumat (18/5/2018).

Sebagai penguat, Setyo menuturkan terdapat keterangan dari ketua RT di lingkungan rumah keluarga Dita menenai keganjilan perilaku dua anak Dita sehari sebelum ikut orang tua melakukan aksi bom bunuh diri.

Baca Juga: Polisi: Sudah Diledakkan, Benda di Tol Sidoarjo Bukan Bom

”Ada keterangan Pak RT yang mengatakan, satu hari sebelum kejadian, yakni Sabtu (12/5) malam minggu, dia melihat dua anak pelaku salat di musala. Kedua anak itu terlihat saling menangisi. Ada apa itu? Kemungkinan besar mereka tahu besoknya akan melakukan amaliah (teror),” jelasnya.

Dita beserta keluarga adalah bomber tiga gereja di Surabaya. Dita sendiri melakukan bom bunuh diri dengan bom mobil di gereja GPPS Arjuno.

Istri dan dua anak perempuan Dita melakukan bom bunuh diri di gereja GKI Diponegoro. Sedangkan dua anak laki-laki Dita melakukan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Surabaya.

REKOMENDASI

TERKINI