Ditolak Warga, Jenazah Bom Bunuh Diri Surabaya Mulai Berbau Busuk

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 18 Mei 2018 | 14:58 WIB
Ditolak Warga, Jenazah Bom Bunuh Diri Surabaya Mulai Berbau Busuk
Keluarga terduga teroris Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 13 jenazah pelaku bom bunuh diri Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Jumat (18/5/2018), masih belum diambil pihak keluarga.

Terhitung 6 hari sejak kejadian Minggu (13/5) akhir pekan lalu, 13 jenazah yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap.

Kemarin, Kamis (17/5), 6 jenazah bomber rencananya akan diserahkan pada pihak keluarga. Bahkan 6 liang lahat sudah disiapkan di pemakaman umum Putat Gede, Sawahan Surabaya.

Namun, penyerahan dibatalkan atas alasan ada prosedur medis yang belum terselesaikan.

Baca Juga: Bersiap Menjamu Arema, Widodo: Saatnya Bali United Bangkit!

"Kami mohon maaf, penyerahan jenazah harus ditunda karena ada hal medis yang belum selesai," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Jumat siang.

Mendapat informasi penundaan penyerahan jenazah, akhirnya penggali kubur menguruk kembali 6 liang lahat yang sudah disiapkan.

Masih belum jelas jenazah bomber siapa yang akan dimakamkan di TPU Putat Gede. Informasinya, liang lahad itu disiapkan untuk jenazah Dita Oepriarto—otak bom bunuh diri tiga gereja—beserta anak istrinya.

Dita beserta keluarga adalah bomber tiga gereja di Surabaya. Dita sendiri melakukan bom bunuh diri dengan bom mobil di gereja GPPS Arjuno.

Istri dan dua anak perempuan Dita melakukan bom bunuh diri di gereja GKI Diponegoro. Sedangkan dua anak laki-laki Dita melakukan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Surabaya.

Baca Juga: Kemendagri dan BSSN Berbagi Informasi Deteksi Ancaman Terorisme

Jenazah Ditolak Warga

Informasi yang terhimpun, 6 jenazah bomber Dita dan keluarga sempat ditolak warga. Mereka tak ingin keluarga bomber itu dikuburkan di TPU Putat Gede.

Untuk itu, Wali Kota Surbaya Tri Rismaharini berusaha mengirim surat ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Harapan Risma  adalah, MUI setempat bisa menerbitkan fatwa mengenai nasib jenazah teroris tersebut.

"Memang sempat ada sedikit penolakan dari warga. Untuk itu kita masih menunggu fatwa dari MUI. Karena saat ini Bu Risma masih mengirimkan surat," jelas Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Machfud Arifin.

Namun dalam hal ini, Arigin berjanji melakukan yang terbaik untuk para jenazah bomber.

"Itu sudah menjadi tugas kami. Untuk itu kami akan melakukan yang terbaik," pungkasnya. [Achmad Ali]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI