Alat Vital Teroris Riau Ereksi saat Tewas, Ini Penjelasannya

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 17 Mei 2018 | 17:25 WIB
Alat Vital Teroris Riau Ereksi saat Tewas, Ini Penjelasannya
Dua jenazah pelaku penyerangan tergeletak di jalan pintu masuk Polda Riau di Pekanbaru, Riau, Jumat (16/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rangkaian aksi teror di banyak daerah Indonesia sejak akhir pekan lalu, membuat geram publik dan melahirkan banyak kecaman terhadap kelompok-kelompok teroris.

Rentetan kasus aksi teror itu bermula dari kerusuhan narapidana kasus terorisme di dalam  Rumah Tahanan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) pekan lalu.

Selanjutnya, Minggu (13/5), terdapat aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur. Selang Sehari, Senin (14/5), giliran Mapolrestabes Surabaya yang dihantam bom bunuh diri.

Pada hari yang sama, yakni Senin malam, bom meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Persisnya di kamar yang dihuni oleh teroris.

Baca Juga: PSI Merasa Jadi Target Operasi karena Dilaporkan ke Polisi

Dua hari selanjutnya atau yang termutakhir, Rabu (16/5), Markas Kepolisian Daerah Riau diserbu oleh kawanan teroris berpedang.

Akibat serbuan itu, Ipda Auzar tewas setelah ditabrak gerombolan teroris tersebut memakai mobil saat hendak melarikan diri.

Sementara polisi yang terluka akibat sabetan pedang teroris adalah Komisaris Faridz dan Brigadir Jhon Hendrik.

Tak hanya polisi, dua jurnalis yang ketika itu berada di Mapolda Riau, juga menjadi korban. Kedua jurnalis tersebut, Rahmad, kontributor MNC TV dan Riyan, reporter TV One

Sementara semua pelaku tewas ditembak aparat kepolisian di tempat kejadian perkara.

Baca Juga: Dibela Saksi, Fredrich Yakin Dibebaskan dari Pengadilan Tipikor

Rentetan aksi itulah yang membuat publik geram, tak terkecuali warganet di media-media sosial.

Selain meluapkan amarah melalui kecaman, di media-media sosial juga banyak warganet yang menjadikan foto-foto pelaku teroris sebagai bahan olok-olok.

Itu yang terjadi terhadap foto satu pelaku teror Mapolda Riau. Dalam foto tersebut, celana pelaku melorot dan memperlihatkan alat vitalnya yang berbalut celana dalam.

Warganet justru menyoroti hal tak lazim dalam foto tersebut, yakni alat vital jenazah pelaku teroris tersebut seperti ereksi.

“Dasar niatnya hanya demi 72 bidadari, teroris ini mati konyol dalam keadaan ngaXXng,” kelakar @rommyzury.

"Dari mukanya sih kayaknya muka-muka 'jones' (jomblo ngenes). Di dunia tak laku, berharap dapat bidadari di surga," sindir @Dzeko26.

Penjelasan Ilmiah

Seorang teroris yang tewas dalam keadaan ereksi tersebut sebenarnya merupakan fenomena yang bisa dijelaskan secara ilmiah.

Dalam pembahasan keilmuan, seperti dikutip dari Blindloop, fenomena itu disebut ”priapism”. Fenomena itu terjadi karena banyak faktor, semisal pengaruh obat-obatan penguat.

Selain itu, priapism juga bisadisebabkan oleh cedera pada sumsum tulang belakang sehingga aliran darah terkonsentrasi ke alat kelamin meski tak terjadi rangsangan seksual.

Dalam kasus priapism pada mayat, hal itu biasa terjadi pada seseorang yang mati secara tak wajar. Terutama orang yang tewas akibat gantung diri dalam posisi vertikal.

Selain itu, fenomena yang juga disebut sebagai ”angle lust” atau ”nafsu malaikat” ini adalah terpengaruh daya gravitasi.

Identitas Pelaku

Empat terduga teroris penyerang Markas Polda Riau yang ditembak mati, ternyata tiga di antaranya merupakan warga Kota Dumai, Riau.

Sedangkan dua orang lainnya, belum diketahui asalnya. Termasuk terduga teroris yang kabur, lalu ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Pekanbaru usai penyerangan berdarah tersebut.

RiauOnline—jaringan Suara.com merangkum data teroris warga Dumai yang tewas ditembus peluru polisi:

1. Mursalim alias Ical alias Pak Ngah.

Ia beralamat di Jalan Raya Dumai-Sei Pakning, Gang Santri Assakinah, Kelurahan Mundam Kecamatan, Medang Kampai.

Pak Ngah ini tak memiliki pekerjaan tetap. Sebelumnya, ia merupakan kontraktor, namun kemudian bangkrut. Tempat tinggal Pak Ngah alias Mursalim inilah kemarin usai penyerangan ke Mapolda Riau, digerebek Densus 88 dibantu Polres Dumai.

Mursalim alias Pak Ngah inilah diduga merekrut dan menjadi pemimpin aksi teror kemarin pagi di Mapolda Riau.

2. Suwardi

Ia beralamat di Jalan Raya Lubuk Gaung, RT 03, Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sei Sembilan, Kota Dumai.

Empat hari sebelum beraksi, Suwardi sudah tak ada lagi di rumahnya di Kota Dumai. Ia pernah ditahan di Poso, selama enam bulan bersama dengan dua temannya, Dede Supriadi dan Opan, ditangkap oleh Satgas Tinombala. Tuduhannya, mereka membawa senjata tajam lalu bebas dan pulang ke Dumai.

3. Ade Sufiyan

Ade Sufian merupakan mahasiswa dan beralamat di Jalan Pendowo, Gg Mekar, RT 06, Kelurahan Bukit Batrem I, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Ade masih tergolong baru di kelompok dipimpin Pak Ngah alias Mursalim. Justru abangnyalah yang termasuk "murid" lama dari pengajian Pak Ngah alias Mursalim.

Kakak Ade Sufian, Aan Tempe, kini sudah diamankan aparat kepolisian bersama tiga pengikut pengajian Pak Ngah lainnya, Dede Supriadi, Syafrizal dan Rahmatnaja.

Ade Sufian ini beralamat di Jalan Pendowo Gang Mekar, RT 6, Kelurahan Bukit Batrem I, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Saat penggerebekan kemarin oleh aparat Kepolisian, disita buku dan dibungkus plastik berwarna merah.

 4. Daud

Identitas lengkapnya masih dilakukan pemeriksaan oleh tim Densus 88 Anti Teror.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI