Suara.com - Rangkaian aksi teror di banyak daerah Indonesia sejak akhir pekan lalu, membuat geram publik dan melahirkan banyak kecaman terhadap kelompok-kelompok teroris.
Rentetan kasus aksi teror itu bermula dari kerusuhan narapidana kasus terorisme di dalam Rumah Tahanan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) pekan lalu.
Selanjutnya, Minggu (13/5), terdapat aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur. Selang Sehari, Senin (14/5), giliran Mapolrestabes Surabaya yang dihantam bom bunuh diri.
Pada hari yang sama, yakni Senin malam, bom meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Persisnya di kamar yang dihuni oleh teroris.
Baca Juga: PSI Merasa Jadi Target Operasi karena Dilaporkan ke Polisi
Dua hari selanjutnya atau yang termutakhir, Rabu (16/5), Markas Kepolisian Daerah Riau diserbu oleh kawanan teroris berpedang.
Akibat serbuan itu, Ipda Auzar tewas setelah ditabrak gerombolan teroris tersebut memakai mobil saat hendak melarikan diri.
Sementara polisi yang terluka akibat sabetan pedang teroris adalah Komisaris Faridz dan Brigadir Jhon Hendrik.
Tak hanya polisi, dua jurnalis yang ketika itu berada di Mapolda Riau, juga menjadi korban. Kedua jurnalis tersebut, Rahmad, kontributor MNC TV dan Riyan, reporter TV One
Sementara semua pelaku tewas ditembak aparat kepolisian di tempat kejadian perkara.
Baca Juga: Dibela Saksi, Fredrich Yakin Dibebaskan dari Pengadilan Tipikor
Rentetan aksi itulah yang membuat publik geram, tak terkecuali warganet di media-media sosial.